Mengenai Saya

Foto saya
Informasi-Komunikasi dan Teknologi memfasilitasi kita untuk saling berbagi makna kehidupan. Pengelola dapat dihubungi melalui e-mail : darssetia@yahoo.co.id

Minggu, 30 Desember 2007

ADIL PADA DIRI SENDIRI

Pagi ini Minggu 30 Desember 2007, ada kuliah Subuh di TPI yang di nara-sumberi oleh Da'i Arif, Aa Rizal dan Dick Doang, dengan topik Adil mulai dari diri sendiri. Yang menarik selain memang adil itu harus dimulai dari diri kita sendiri, baru kemudian berharap ( melalui permohonan kepada Allah), agar kaum muslimin dan muslimat yang lain juga bisa berbuat adil. Sebenarnya hanya "Hati/Nurani/Qalbu" yang selalu mendekat serta berada dekat dengan Allah saja yang bisa berbuat adil pada dirinya sendiri, sehingga mampu menyinari/mempengaruhi kepada orang lain untuk berbuat adil. Dan Allah Maha Adil, karena akan memberikan hidayah kepada setiap hambaNya yang secara bersunguh-sungguh ingin berbuat adil, baik kepada dirinya sendiri maupun berbuat adil kepada orang lain. Oleh karenanya kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT.
Bahasan kuliah Subuh di atas akhirnya melebar pada implementasi filosofi keadilan di masyarakat, terutama pada sila pertama dari Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" tapi dilaksanakan dengan "Kesetanan Yang Luar Biasa", atau "Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" dilaksanakan dengan "Kedzaliman Sosial bagi manusia Indonesia".
Haaah...Saya memang terperangah sejenak, karena berita TV tak henti-hentinya selama seminggu ini memberitakan tentang musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi dimana-mana, dan menelan korban jiwa, harta maupun sarana prasarana yang juga tidak sedikit jumlahnya. Mengapa ini terjadi?, TIDAK LAIN KARENA MANUSIA TIDAK ADIL pada dirinya sendiri maupun KEPADA ALAM serta lingkungan sekitarnya. Pembalakkan besar-besaran hutan kita di Sumatera dan Kalimantan maupun di Papua yang tak (belum?)mampu kita hentikan, ternyata telah menjadi contoh (patron) bagi masyarakat kecil lainnya di seluruh tanah air, untuk melakukan hal yang sama yaitu membalak hutan!!!. Cilakak tenan, lha akibatnya lereng gunung gundul, erosi menggerus tanah bukit dan tanah longsor menimpa penduduk di bawahnya, sementara aliran air hujan menjadi liar, karena tak ada lagi akar-akar pohon yang menahan, dan akibatnya bajir bandang menenggelamkan sebagian besar pemukinan penduduk. Bayangkan kalau 50% kota Bojonegoro terendam air bah, luapan sungai Bengawan Solo, yang memang tak mampu lagi menampung debit air dari arah hulu di selatan, karena memang Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Ngawi bahkan Purwodadi, Grobogan juga kebanjiran. Di Solo, dulu ada suatu Kantor (Proyek) yang mengurusi keganasan Bengawan Solo, tapi tahun lalu Saya melihat alat-alat berat beserta seluruh sarana prasarana yang ada di Pabelan Solo itu, teronggok diaaaam seolah menertawakan kebodohan kita membuat suatu planing secara "menyeluruh" dalam jangka panjang.
Kita memang lebih pandai membicarakan ketidak-adilan yang dilakukan orang lain, dibanding mengorek ketidak adilan diri kita sendiri. Ibu saya berpesan "jangan suka menertawakan orang lain, sementara kamu tidak mampu menertawakan dirimu sendiri, yang sebenarnya lebih layak untuk ditertawakan". Suatu pesan mendalam yang penuh dengan esensi keadilan pada diri sendiri!. Astagfirullah hal adziem, ampuni aku hambaMu ya Allah yang selalu lalai berbuat adil pada diri sendiri.

Sabtu, 29 Desember 2007

PERSIK KEDIRI

Dari aku masih kecil (Sekolah Rakyat/SR), sudah menjadi suporter PERSIK, dari kipernya mulai SAMCUK, WARIS sampek kiper yang jago basket (Bocah Kemasan aku lali jenenge) terus nonton kalau PERSIK beraksi di Lapangan Bola Setono Bethek.
Ada alasan utama mengapa kalau PERSIK bertanding dengan Persatuan Sepakbola(PS) dari luar kota apalagi luar provinsi, aku mesti ikut nonton, karena rombongan tamu pasti menginap di Hotel RIS depan rumahku. Naaah sejak jam 03.00 sore aku sudah ada di Hotel RIS itu untuk berkenalan dengan para pemain asing..(..heeh luar kota maksudku)..yaaah sok kenalan atau sok akrab gitulah. Apa tujuannya?. Agar aku dipercaya membawa sepatu mereka atau bola mereka, dan sekaligus numpang naik bersama Bus (Bis) mereka, menuju ke Lapangan Bola.
Saat masuk ke lapangan melewati pintu khusus, (seringkali pundakku dipegang oleh pemain tamu yang sepatunya kubawa), dan .....aku bebaaaas masuk tanpa karcis.
Setelah serah terima sepatu atau bola, aku langsung lari menuju tempat nonton kesayanganku, yaitu di belakang salah satu Goal Pal (mistar gawang). Biasanya aku suka di Goal Pal sebelah utara, karena nanti kalau pulang bisa cepat menuju pintu keluar.
Pengin tahu alasannya mengapa pengin cepat keluar sesaat setelah peluit panjang dibunyikan wasit?. Karena aku takut dimarahi IBU, soalnya kalau nonton bola pasti nggak sholat Ashar dan sekaligus nggak mandi sore pada jadwalnya (jam 16.00).
Inilah kelemahanku saat kecil, nggak tahu strateginya nonton bola, padahal kalau waktunya di manaj (manajemen waktu) sebenarnya sholat Ashar dulu bisa-bisa saja, namun karena takut ketinggalan rombongan Bis Pemain tamu, jadinya sholat Ashar ditinggalkan. "Waduh dosa aku karo Gusti Allah,.....wis gak sholat Ashar disambleki karo Ibu, pancenne arek mBeling iku opo" ( waduh, aku berdosa dengan Allah SWT, sudah meninggalkan sholat Ashar, dimarahin oleh Ibu lagi, dasar anak bandel).
Tapi saat tidur malam aku dan kakakku (Mas Bas) yang sama-sama nonton bola dan sama-sama disambleki, saling cerita tentang permainan bola sore tadi, tentang SAMCUK yang sering menyelamatkan gawang PERSIK dari serangan musuh. Bola seperti apapun kerasnya ditendang lawan, selalu bisa ditepisnya, bahkan tendangan "dua belas pas" (penalty) bisa pula ditepisnya.
"Pancen SAMCUK kuipeer puinteer tenanan, gak enek tunggale maneh" (memang SAMCUK kiper yang benar-benar tangguh, dan nggak ada bandingannya lagi).
PERSIK, tahun 50-an sponsornya GAPERO (maaf kepanjangannya adalah Gabungan Perusahaan Rokok), karena sejak dulu kota Kediri memang banyak pabrik rokok, seperti TOKE (tokek) di samping Setono Bethek, Reco Pentung (yang di depan Gudang Uyah Kemasan), dan Gudang Garam waktu itu masih pabrik rokok kecil di Nggurah, timur kota Kediri.
"Pagere ae ndisik jik teko gedhek karo dicagakki pring, sakiki ojok takon maneh, lha wong pabrikke guedene wis gak karu-karuan"( Pagarnya saja dulu baru dari anyaman bambu yang ditopang batang bambu, namun sekarang jangan tanya lagi, habis pabrik /Gudang Garam sekarang, besarnya nggak kira-kira lagi).
Hidup PERSIK!! "Dadi PERSIK mania maneh rek, opo gak sueneng dadi arek nom maneh koyok ndisik" (Jadi PERSIK mania lagi nih, apa nggak seneng jadi muda lagi, seperti dulu).

Salam tekok aku, Darsono adikke Basuki tasiun.

Selasa, 25 Desember 2007

CERDAS DI KELAS SUKSES DI MASYARAKAT


Seringkali kita bingung dengan realita adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (biasa-biasa saja saat belajar di sekolah) tapi ternyata kemudian hidupnya justru sukses, bahkan lebih sukses dari teman-teman sekelas (maupun satu sekolahnya) yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
Berikut disampaikan sebuah nukilan tulisan tentang SUKSES dan CERDAS, untuk lebih memahami permasalahannya.Paling tidak ada dua alasan mengapa kebingungan seperti di atas terjadi.

Pertama, kecerdasan memang bukan satu-satunya unsur yang menjamin seseorang itu sukses.
John Wareham (1992), mengatakan ada sepuluh unsur pokok untuk menjadikan seorang eksekutif sukses yaitu:(1) kemampuan menampilkan "persona" (topeng) diri yang tepat, (2) kemampuan mengelola energi diri yang baik, (3) kejelasan dan kesehatan sistem nilai pribadi dan kontrak-kontrak batin, (4) kejelasan sasaran-sasaran hidup yang tersurat maupun yang tersirat, (5) kecerdasan yang memadai (dalam arti penalaran), (6) adanya kebiasaaan kerja yang baik, (7) keterampilan antarmanusia yang baik, (8) kemampuan adaptasi dan kedewasaan emosional, (9) pola kepribadian yang tepat dengan tuntutan pekerjaan, dan (10) kesesuaian tahap dan arah kehidupan dengan espektasi gaya hidup.
Dale Carnegie (1889-1955), tidak menyebutkan secara tertulis bahwa kecerdasan merupakan elemen pendukung keberhasilan seseorang. Menurutnya,ada sepuluh kualitas yang dibutuhkan seseorang untuk sukses, yaitu:(1) rasa percaya diri yang berlandaskan konsep diri yang sehat, (2) keterampilan berkomunikasi yang baik, (3) keterampilan antarmanusia yang baik, (4) kemampuan memimpin diri sendiri dan orang lain, (5) sikap positif terhadap orang, kerja, dan diri sendiri, (6) keterampilan menjual ide dan gagasan, (7) kemampuan mengingat yang baik, (8) kemampuan mengatasi masalah, stres, dan kekuatiran, (9) antusiasme yang menyala-nyala, dan (10) wawasan hidup yang luas.Sekarang menjadi lebih jelas bahwa kecerdasan, ( yang biasanya diukur dengan skala IQ), memang bukan elemen tunggal atau satu-satunya jalan menuju sukses.
Kedua: Seringkali kecerdasan diartikan secara sempit, yaitu hanya berkaitan dengan daya ingat, logika, atau penalaran.
Dr. John Elliot, seorang profesor pendidikan pada jurusan pengembangan (kecerdasan) manusia dari Maryland University, dalam seminar pada bulan April 1993 di Jakarta, membahas adanya tujuh macam kecerdasan yaitu: 1. Kecerdasan Fisikal: Kecerdasan ini tampil dalam bentuk kinerja (performance) fisik manusia, seperti pada diri atlet umpamanya. Mereka yang unggul dalam kecerdasan fisikal ini mampu mendayagunakan fisik mereka pada taraf yang mengherankan pada orang-orang biasa. Olahragawan, pelukis, pengukir, penulis indah, pemain sirkus, dan penari adalah kelompok-kelompok manusia yang cerdas fisiknya. 2. Kecerdasan Ruang-Waktu: Kecerdasan ini membuat seseorang selalu sadar akan posisi relatifnya dalam koordinat ruang-waktu. Orang yang tidak cerdas ruang, tetap bingung akan jalan-jalan di Jakarta, walaupun sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta. Orang yang tersesat, yakni orang yang mengalami disorientasi ruang, termasuk pula pada golongan tak cerdas ruang. Sebaliknya pilot, nakhoda, penyelam, penjelajah alam, pemain bulu tangkis, adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan ruang yang tinggi. Demikian juga arsitek, insinyur, ahli geometri, fisikawan dan sejarawan. 3. Kecerdasan Penalaran: Inilah kecerdasan yang secara umum dikenal luas sebagai kecerdasan. Orang ini mampu memahami relasi antarbagian dalam realitas yang disadarinya dan karena itu ia produktif membuat kesimpulan-kesimpulan. Kecerdasan macam ini juga termasuk kemampuan berpikir logis dan matematis.
4. Kecerdasan Verbal: Anak kecil yang sudah pandai berceloteh dan memiliki vocabulary yang mengherankan pastilah cerdas secara verbal. Orang-orang yang cari makan denganmengandalkan kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara, instruktur, orator, master of ceremony, penyiar radio, komentator olahraga, termasuk penulis, reporter, dan penyiar adalah golongan orang-orang cerdas verbal. Orang-orang ini mampu mengekspresikan diri, pikiran, dan perasaannya lewat rangkaian kata-kata. 5. Kecerdasan Sosial: Orang yang cerdas secara sosial seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat. Dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan termasuk memimpin orang lain. Konflik antarpribadi, pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya, banyak berpangkal pada ketakcerdasan sosial yang bersangkutan. 6. Kecerdasan Musikal: Kecerdasan ini membuat seseorang mampu memahami, menghayati, dan mengekspresikan nada, irama, dan suara dalam bentuk musikal yang estetik. Musikus dalam segala bentuknya, termasuk seniman pada umumnya, tentulah termasuk kaum cerdas musikal. 7. Kecerdasan Etis-Spiritual: Orang cerdas di bidang ini mampu mengerti hal ikhwal spiritual. Tidak saja dalam pengertian bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih pada kemampuannya menampilkan sikap dan praktik hidup yang harmonis dengan nilai-nilai fundamental yang secara tajam diketahuinya. Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam, dan mata hatinya awas dalam membedakan apa yang baik dari yang tidak baik, dan membedakan apa yang baik, yang terbaik, dan yang sempurna. Orang yang unggul di bidang ini pada akhirnya menampilkan diri sebagai pribadi yang bijak bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.Menurut Prof. Elliot, semua manusia memiliki ketujuh macam kecerdasan ini dengan kombinasi kualitas yang berbedauntuk setiap orangnya. Dengan demikian mudah dipahami adanya kenyataan yang kita lihat seperti orang yang lemah di Ilmu Pasti (Stereometri, Goneometri) tapi memiliki kecerdasan musikal yang tinggi, dosen jenius di jurusan matematika ternyata banyak juga yang agagal dalam menhantarkan mahsiswanya, karena lemah dalam human aproach dan lemah pula metodologinya.Namun ada pula orang yang multi cerdas: pintar bergaul, jenius fisika,kimia,biologi,matematika, piawai main biola, luhur budi pekerti, olahragawan sukses, serta canggih pula dalam mengajar.
Teman sekolah saya di SMP seorang perempuan, juara kelas dengan nilai mata pelajaran tertinggi, sekaligus olahragawan Volly yang sukses, supel, ramah, santun, banyak teman dan anak orang berada pula. Namun kehidupan ke depannya terdengar belum sukses dalam berumah tangga.
Albert Einstein, konon termasuk contoh dalam kategori orang yang sukses hampir disemua unsur kecedasan.
Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu elemen kunci untuk keberhasilan seseorang, karena dengan potensi kecerdasan tersebut, dirinya memiliki kompetensi untuk mengenal strategi dan teritori permainan diri kita sendiri, mitra tanding kita, aturan permainan dari karir kita, serta jebakan-jebakan kompetisi dengan rival kita.
Oleh karenanya untuk sukses tetaplah diperlukan kecerdasan dalam pengaturan strategi permainan yang membawa kita kepada kemenangan akhir meraih ”goal” yang dicita-citakan.
Namun hendaknya perlu diingat, kecerdasan bukanlah segala-segalanya. Masih ada hal-hal lain yang bukan termasuk kategori kecerdasan pada daftar dari Wareham dan Carnegie seperti yang diuraikan di atas.
Jadi kalau kita sekarang mengevaluasi kecerdasan dan kesuksessan teman sekelas kita, maka mualilah kita sadari bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk meraih sukses. Darsana Setiawan, (1999), mengungkapkan ciri orang sukses ditandai dengan tingginya tingkat Spriritual Quation-nya(SQ), dan hal ini sekaligus merupakan puncak piramida, sebagai gambaran sukses seseorang. Namun bagaimanapun juga, puncak piramida tersebut hanya dapat terwujud manakala ditopang oleh empat tiang penyangga yaitu:
1. Intelektual Quation (IQ),
2. Emotional Quation (EQ)-nya Daniel Goleman
3. Adversity Quation (AQ)
4. Creativity Quation (CQ).

Social Quation yang sering kita dengar, sebenarnya merupakan defraksi dari tiga elemen pendukung puncak piramida tersebut. Tanpa Daya juang yang gigih, tanpa kreativitas dalam pengaturan strategi meraih sukses, seseorang tidak akan sukses hanya dengan kecerdasan intelektual dan emosionalnya saja.
Silahkan mendeskripsi isi pikiran anda tentang keberadaan anda saat di sekolah dulu, dengan teman alumni satu sekolah yang telah sukses di kehidupan nyata saat ini. Namun ada yang jauh lebih penting dari itu semua yaitu ; sukses sebenarnya juga suatu anugerah dari Tuhan.

Mudah-mudahan anda termasuk hamba Tuhan yang pandai mensyukuri nikmat, karena banyaknya nikmat Tuhan yang telah anda terima sampai saat ini. Amien
.


source : Jansen H Sinamo, Daniel Goleman, D Chopra, Soedarsono S.Darsana Setiawan

ONDO OMAH*

Rumah tangga yang akan bahagia adalah rumah tangga yang dengan sadar menjadikan sikap saling menasehati, serta mengoreksi dalam kebenaran dan kesabaran, sebagai kekayaannnya.
Tiada yang diucapkan tentang keluarga kita selain Kebaikan, tiada yang ditiru selain Kemuliaan, tiada yang diperbincangkan selain Kehormatan.
Pastikan rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang ahli sujud, ahli taat yang menghiasi dirinya dengan Zikrullah, dan rumah tangga yang selalu rindu untuk meng-utuhkan kemuliaan hidup di dunia, terutama meng-utuhkan kemualiaan di hadapan
Allah SWT, kelak di surga.
source : Aa'Gym
*Ondo Omah (terjemahan bebas bahasa ibu saya "Jawa" dari kata Rumah Tangga)

Rabu, 12 Desember 2007

BURUNG...KU

Sebenarnya aku kurang begitu hobby memelihara burung, walaupun waktu kecil sering membeli burung pipit coklat yang bagian kepalanya berbuku bintik putih atau seluruh bagian kepala berbulu putih(emprit teking atau emprit kaji). Burung Gelatik juga sering aku beli dan coba memeliharanya.
Para penangkap burung menggunakan jaring besar sehingga sekaligus dapat menangkap burung pipit sekitar ratusan ekor. Eyang kakungku (mBah Harjo) sering membelikan aku burung puter untuk diternak sampai banyak, dan bunyinya serta gayanya saat manggung memang merdu dan menyenangkan.
Beberapa bulan lalu sebelum PAUD Tumbuhkembang dibuka, burung Beo-ku yang pandai mengoceh termasuk "asalamualaikaum" dan "Indonesia tanah airku", mati. Sedikit kecewa tapi yaaaaah mau diapain lagi. Burung perkututku masih suka manggung setiap jam 11 siang sambil mantuk-mantuk (mengangguk-anggukkan kepalanya), namun burung puterku kalau manggung malah kepalanya nggak bergerak...kan terbalik? tapi ini bener lho.
Setelah tua aku senang menyanyi burung "Cucak rowo"...Kucoba-coba melempar manggis....manggis kulempar mangga kudapat...........he...he..maunya sich gitu....

Senin, 10 Desember 2007

LIA, MAMA, ADEK dan DANNIE

ANAK-ANAK LELAKIKU

MONO (RAHMADYA PUTRA NUGRAHA) anak ketigaKU DANI (Daniie kurnia Setiawan, anak keduaKU)


NOLE (Iman Akbar Setiawan, anak keempatKU)

MONO




CANDA CERIA


KEKE dan ICHA bercandaria berdua, bersama.2007

TEMAN SEKOLAH (SMP NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 1 KEDIRI)


Foto saat acara Tiyo mantu di Gedung (opo jenenge aku lali) tahun 2006 yang lalu. Dari kiri ke-kanan AKU(saiki momong putu karo nyambi dosen neng UIN Jakarta) , YUYUK (Suyudwiyono sekarang dosen di FT Unibraw Malang), DODY (Herman Prayitno, saiki dadi komandane AURI sak Indonesia.

LAGU KENANGAN DI SOLO 1975



DADDY'S HOME
Shep & The Limelites

You're my love you're my angel
You're the girl of my dreams
I'd like to thank you for waiting patiently
Daddy's home your daddy's home to stay
How I've waited for this moment
To be by your side
Your best friend wrote and told me
You had teardrops in your eyes
Daddy's home your daddy's home to stay
It wasn't on a sunday (monday and tuesday went by)
It wasn't on a tuesday afternoon (all I could do was cry)
But I made a promise that you treasured
I made it back home to you
How I've waited for this moment
To be by your side Your best friend wrote and told me
You had teardrops in your eyes
Daddy's home your daddy's home to stay
Daddy's home to stay I'm not a thousand miles away
Daddy's home to stay
I'm gonna be here come what may
Daddy's home to stay......
FOTO : KEKE (cucu pertamaku dari anak pertamaku Lia)

Pengantar


Weblog ini disiapkan untuk menjalin komunikasi virtual dengan semua pihak yang bersedia berbagi untuk PEMBERDAYAAN MASA DEPAN ANAK BANGSA.


Mungkin kinerja "PIKIRAN" itulah yang dapat disumbangkan untuk menghantarkan orang lain mencapai derajat INSAN (menjadi manusia yang seutuhnya) CERDAS (dalam menhadapi semua tantangan kehidupannya) dan KOMPETITIF (mampu memenangkan setiap event persaingan terbuka)

CALON ASTRONOM

CALON ASTRONOM
ICHA cucu keduaku dari anak pertamaku Lia