Mengenai Saya

Foto saya
Informasi-Komunikasi dan Teknologi memfasilitasi kita untuk saling berbagi makna kehidupan. Pengelola dapat dihubungi melalui e-mail : darssetia@yahoo.co.id

Kamis, 31 Januari 2008

KESANTUNAN BERPOLITIK

Kalau saja ada orang yang percaya dengan pikiran saya tentang figur yang layak diteladani berakhlak mulia dalam kisaran peristiwa “pra” dan “paska” wafatnya Pak Harto, maka saya akan menunjuk Pak AM Fatwa (Wakil Ketua MPR RI).

Selain sifat gentlemen yang ditampilkan layak diteladani, memang hamba Allah yang satu ini berpolitik tidak sekedar dengan akal sehat, akan tetapi juga dengan hati nurani atau qolbu yang juga sehat. Betapa tidak, seorang pelakon politik yang pernah dijebloskan di dalam penjara, saat setelah “bebas”dan keluar dari penjara, malah datang bersilaturachim ke rumah mantan penguasa yang menjebloskannya ke dalam penjara, di Cendana. Dan malah menjalin hubungan humanism antar keduanya (Pak Harto beserta keluarga Cendana dan Pak AM Fatwa) menurut pengakuan beliau berjalan baik-baik saja, seolah tak pernah terjadi pertentangan politik yang pernah berakhir sampai di dalam bui. Ternyata keduanya bersedia "islah" dengan "ikhlas"!. Bahkan pak AM Fatwa bicara lugas, (insyaAllah jujur dan saya meyakininya) dengan nada datar mengatakan bahwa beliau sempat menjenguk pak Harto saat sakit di RSPP menjelang wafatnya, dan sempat pula mencium kening pak Harto, (tentunya dengan penuh penghormatan dan kecintaan). Dalam hati, saya berkata "Ya Tuhan mudah-mudahan dugaan berprasangka baik terhadap seorang hamba Allah yang hanya berdasar perasaan serta naluri kemanusiaan saya ini tidak salah", walaupun kalau diukur oleh berbagai lembaga poling PILKADA yang ada di santero tanah air, tentu dan pasti akan ditolak, karena masalah taraf significansi-nya berdasar kuantifikasi statistical, ataupun malah saya dianggap orang yang nggak jelas juntrugannya.
MasyaAllah, mulia benar akhlak orang satu ini, semakin disakiti justru semakin pula dia mendekati.
Walau dalam pembicaraan di layar kaca, beliau meng “cover” hubungannya dengan Cendana tersebut, dilandasi oleh adanya pemikiran bahwa “perbedaan pandangan politik seseorang, tidak lantas melahirkan permusuhan dalam hubungan kemanusiaannya”.
Kehadiran Pak AM Fatwa di Astana Giribangun saat pemakaman salah satu putra bangsa terbaik (Pak Harto) menghadap Sang Chalik, untuk menjalani fase kehidupan ketiga di alam kubur, serta penantian panjang ke alam akherat, setelah fase kehidupan di alam rahim dan alam dunia, mencerminkan keteguhan hati seorang hamba Tuhan yang sudah “mapan” dalam memposisikan kejiwaannya yang lebih “mencintai Tuhan dibanding segalanya”. Dan jiwa politisi seperti inilah yang kita cari untuk dijadikan sebagai teladan bagi anak cucu kita ke depan. Terlepas dari ketidaktahuan saya tentang kejadian masa depan yang ada digenggaman Allah, saya berdoa “semoga Tuhan menjaga serta melindungi pak AM Fatwa dari perubahan sikap yang jauh dari kesantunan sosial, serta beristiqomah mengikuti contoh penuntunnya yaitu Muhammad Rosulullah SAW”.
Politik ternyata bisa dijalankan tidak dengan jiwa dan qolbu yang kotor, akan tetapi tergantung niat pelakunya serta bimbingan yang pernah diterima maupun sikap bawaan yang melekat dalam diri seseorang.
Berbahagialah orang tua dari hamba Allah yang sholeh/sholechah, atas karunia sodaqoh jariah yang dijanjikan Allah SWT, karena menurut pemahaman “genetic” setiap perbuatan seseorang memang tidak dapat terlepas sepenuhnya dari siapa sejatinya bapak atau ibunya serta besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa anak bersangkutan.

Nampaknya Tuhan masih menyayangi kita dengan memberikan "figur politisi yang tersisa", namun memiliki keunggulan komparatif dalam akhlak mulia. Itulah yang sebenarnya menjadi bahan pembelajaran bagi kita bersama.
Tanpa keinginan sekecil apapun untuk menyamakan dan atau mempersandingkan kedua hamba Allah yang saya tulis di atas, saya menyampaikan "Salam dan rasa hormat" untuk dua anak bangsa yang berakhlak mulia Pak Harto dan Pak AM Fatwa.
Terima kasih pak AM Fatwa, mohon maaf kalau tulisan saya ada yang salah, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, dan semoga Allah Swt senantiasa merahmati bapak, amien.

Cijantoeng Jakarta Timur, akhir bulan Januari 2008.
darsana setiawan.

Senin, 28 Januari 2008

ANAK BANGSA IKUT BERDUKACITA


Innalillahi wainnaillaihi rojiun
Telah kembali keharibaan empunya (Yang Maha Punya, Allah Swt) salah satu hambaNya yang dipilih, yaitu Bapak Haji Mohammad Soeharto, mantan Presiden Republik Indonesia yang kedua.
Beliau wafat pada hari Minggu tanggal 27 Januari 2007 sekitar jam 13.10 wib di RSP Pertamina Jakarta.

Sebagai hamba Tuhan yang pernah menerima tuntunan agama; " manakala ada hamba Tuhan yang lain meninggal dunia, maka kewajiban kita mengingat-ingat hanyalah kebaikannya semasa yang bersangkutan hidup di dunia".
Oleh karena itu mari kita sambut himbauan Bapak Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, untuk memberikan penghormatan kepada "orang tua kita bersama" yang pernah memberikan "pengabdian" kepada segenap warga bangsa, DENGAN SEGALA KELEBIHAN MAUPUN KEKURANGANNYA.
Tiada seorang manusiapun yang sempurna, karena kesempurnaan itu adalah kemutlakkan yang hanya menjadi milik Allah semata. Kalaupun Allah memberikan perkecualian, itupun hanya diberikan kepada para rasulNya dengan cara melindungi dan atau menghindarkan dari perbuatan "dosa", yang dalam bahasa agama disebut "maksum".

Selamat jalan Pak Harto, hamba pilihan yang ditetapkan Allah "telah" memimpin lebih dari 200 juta hamba Allah yang lain (dari tahun 1966 s.d tahun 1998), kami ikhlas melepasmu untuk menghadap Sang Chalik, jasa baikmu kepada bangsa tetap kami kenang, dan "semoga Allah Swt menganugerahkan ampunan terhadap seluruh kekurangan dan kekhilafan semasa hidupmu wahai Bapak Bangsa, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pemurah".
Amien ya robal alamien.

Minggu, 27 Januari 2008

TEMPEnya diTEMPO

Pagi ini, Sabtu 26 Januari 2007 Trans TV menyiarkan berita yang "mengejutkan tapi tidak mengherankan". Kepolisian di Surabaya berhasil menemukan hasil grebegan sebanyak 13.500 (tigabelas ribu lima ratus) Ton kedelai impor, di dalam Gudang PT "CI" yang menurut sinyalemen awal dari "informan", semestinya ada sekian kali lipat dari yang ditemukan.
Mengejutkan karena kedelai impor dengan tiga unit mesin pembersih kedelai tersebut bisa melenggang beroperasi di saat seluruh bangsa ini sedang "ngap-ngapan" mencari kedelai untuk pembuatan tahu dan tempe yang mulai melangit harganya, serta berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan di beberapa perusahaan tahu atau tempe di tanah air.
Ulah penimbun kedelai sebagai bahan pangan rakyat seperti ini, kalau di jaman "dulu" langsung dikenai tuntutan hukum yang bernama pasal "subversi ekonomi", sehingga para cukong penimbun bahan pangan tidak dapat lagi terlepas dari "pasal maut" yang mengerikan, lantaran tindakannya dapat "menyengsarakan rakyat banyak" . Kakak kandung saya yang sedang belajar di Universitas Brawijaya, ketika pulang kuliah dari dosen luar biasanya di Universitas Gadjah Mada Yogjakarta pada tahun 1977, sempat mampir ke rumah saya di Solo, dan menyampaikan kesan yang mendalam tentang perkuliahan dari dosennya begini "bangsa ini harus melindungi rakyat kecil yang jumlahnya lebih banyak dan selalu menderita oleh ulah spekulan bahan pangan, karenanya para spekulan dan penimbun pangan tersebut harus "disikat" oleh pemerintah, itulah kebijakan ekonomi (maaf kalau saya salah mendengar) wijoyonomic". Tapi itu dulu...pernah begitu,…...........dan memang Badan Urusan Logistik (Bulog), dibentuk dengan tujuan agar para petani gurem terlindungi dari "rekayasa spekulan" yang menyebabkan terjadinya lonjakkan harga kedelai, padi dan jagung, saat musim tanam tiba, dan harga anjlok serendah-rendahnya saat musim panen tiba. Dan petani gurem. petani penggarap tinggal "gigit jari", utang lagi, utang lagi, untuk membeli benih dan pupuk, sementara harga jual penennya tidak mampu melunasi seluruh hutangnya alias "tekor".
Kalau petaka seperti di atas justru terjadi di saat sekarang, maka Pak Ustads di kuliah Subuh berkata bahwa Rosul berpesan ;"kalau hari ini keadaannya lebih jelek dari hari kemarin,…maka mereka berada dalam keadaan merugi, seharusnya hari esok harus lebih baik dari hari ini, dan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin". Naah,…..saya makin terkejut, dengan ulah petani kedelai di Demak atau sekitarnya, yang membakar sendiri hasil panen kedelainya lantaran harga di pasaran yang cuma "enam ribu rupiah" per kilo, jauh di bawah dari ongkos produksinya. Jengkel dengan kenyataan ini, mereka tega membakar bahan pangan yang sedang langka di pasaran. Kejengkelan para petani dan masyarakat kecil pengkonsumsi kedelai (tahu dan tempe) memang harus segera diakhiri, tidak hanya dengan "kata-kata", akan tetapi dengan fakta dan realita, agar tetap "dapat dipercaya", dan sokur-sokur ada yang digugu dan ditiru !!
Mudah-mudahan pak Polisi kita dapat menemukan lagi gudang-gudang penimbunan bahan pangan lain, sehingga tidak keduluan oleh ulah spekulan penimbun bahan pangan, dengan cara mengalihkan ke tempat persembunyian lain. Pengalaman saya di tahun 1967-1968 saat menjadi aktivis Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) komisariat SMA Negeri 1 Kediri, direkrut oleh pihak "yang berwenang saat itu", untuk bersama-sama mengikuti operasi penggeledahan gudang-gudang bahan pangan milik cukong spekulan/penimbun beras di kota Kediri.
Hasil penggerebegan sungguh mengecewakan saya dan teman-teman avtivis KAPPI, karena tak sebutir beras pun ditemukan di dalam gudang pangan yang besar-besar itu. Hati saya dan teman-teman KAPPI serasa ter-"iris", melihat kenyataan di masyarakat sedang tidak ada beras (kalau ada harganya sedang melambung tinggi), sementara di gudang-gudang beras para cukong juga kosong. Mungkin rencana operasi ini sudah bocor (istilah teman saya "nggak bocor lagi, tapi sudah banjir), lalu disembunyikan dimana lagi beras-beras itu?.
Inilah perang sesungguhnya, perang informasi yang realistik, seperti sehari sebelum anak saya maju ujian skripsi yang membahas tentang diplomasi publik, Saya katakan bahwa yang dimaksud "perang" tidak hanya kekuatan senjata dalam menganeksasi atau menduduki suatu negara berdaulat yang lain saja, akan tetapi diplomasi publik dapat pula diperankan sebagai alat "perang" yang handal di era global seperti sekarang.
Tak seorangpun diantara kita di Indonesia, tahu adanya kemungkinan masalah mahalnya harga kedelai, gandum (terigu) serta jagung, juga menjadi alat diplomasi publik untuk menekan bangsa ini (ingat, Uni Sovyet berantakkan antara lain gara-gara diplomasi gandum dari AS dan Kanada). Apalagi situasi saat ini kondisi dalam negeri AS sedang menghangat, mengingat salah satu calon kandidat presiden dari partai Demokrat di Amerika Serikat (AS) ada yang bernama OBAMA, dan kebetulan seorang turunan kulit hitam yang pernah tinggal di Indonesia.
Terkait dengan peristiwa 11 September 2001, diperlukan penciptaan musuh bersama AS di dunia internasional, dan terpilih kambing hitamnya bernama OSAMA bin Laden. Sungguh suatu keberuntungan bagi OBAMA, karena saat tinggal di Indonesia bersama orang tuanya, dirinya tidak pernah diajak sowan menemui Susuhunan Paku Buwono XI (raja di kasunanan Surakarta Hadiningrat), sehingga tidak memiliki peluang menerima gelar kebangsawanan Raden.
Kalau hal itu terjadi maka nama sang kandidat akan berubah menjadi OBAMA bin Raden, yang dalam penjungkir-balikkan politik bisa diplesetkan menjadi OBAMA bin Laden, karena musuh nomor satu AS sudah pula langsung diganti namanya menjadi OSAMA bin Raden.
Permainan informasi publik (baca diplomasi publik) seperti inilah yang tidak mengherankan saya, karena lemah dan rendahnya kualitas pendidikan atau pengetahuan tentang diplomasi publik itu sendiri (terutama untuk menjadi seorang diplomat sejati melalui jalur pertama duta besar atau staf duta besar yang memiliki kekebalan dan kewenangan diplomatik ) seperti yang dicontohkan oleh adanya kebijakan Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur, atau di Arab Saudi?.
Kalimat penutup tulisan ini sengaja saya beri "tanda tanya", mengingat hasil akhirnya kita semua juga belum tahu bagaimana aturannya /pengaturannya /mengaturnya, kok ada kejadian yang dianggap "aneh" terhadap perlakuan anak bangsa yang menjadi tebaga Kerja Indonesia (TKI) paling tidak di dua negara tersebut. Mari kita bersabar dan bertawakal saja, alias mengikuti rasa hormat terhadap "azas praduga tak bersalah".

Selasa, 22 Januari 2008

TEMPOnya TEMPE

Beberapa minggu terakhir ini, headline di berbagai media tidak hanya memunculkan berita tentang perkembangan kesehatan Pak Harto, akan tetapi makanan kesukaan saya sejak kecil yang bernama "tempe" nimbrung popularitas dengan cara menghilang dari peredaran kesehariannya di pasar rakyat atau pasar tradisional.
Para wartawan yang tidak memperoleh tugas untuk meliput situasi di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), di Cendana, di Giribangun, di nDalem Kalitan langsung tancap gas mencari "tahu" perihal tempe. (kata "tahu" dalam suasana kisruhnya tempe dapat bermakna ganda, karena temannya tempe yang ikut hilang bersamanya juga bernama "tahu", ada tahu tempe, ada tahu Sumedang, ada tahu petis, and last but not least, sebagai orang yang lahir di Kediri saya pasti mengenal tahu takwa).
Perlu disimak, bahwa hilangnya si tempe dan tahu bukanlah masalah sepele, jangan-jangan memang ada yang membolak balik gorengan tahu, walaupun kita semua bakal tahu kalau tahu yang digoreng itu kalau dibalik (agar tidak gosong), jadinya ya tetap tahu. Beda dengan (maaf) pantat, kalau dibalik apa jadinya?.
Walhasil berita TV, tiga hari terakhir ini membeberkan hasil kerja teman-teman wartawan yang sukses mencari tahu penyebab hilangnya tempe dari singgasana lapak penjajaannya di pasar-pasar, karena melonjaknya harga bahan baku tempe yaitu kedelai yang tidak lagi mengenal peri kelezatan manusia, yaitu di atas 100%.
Bulan lalu harga kedelai berkisar tiga ribu lima ratus rupiah per kilo, dan saat ini sudah berada di atas level harga tujuh ribu rupiah per kilo. Walaupun para pengusaha kecil tahu dan tempe sudah mensiasati agar produksinya jalan terus dengan cara mereduksi besarnya potongan-potongan tahu dan tempe sehingga menjadi lebih kecil dan harganya dinaikkan sedikit ke atas, namun tetap tekor alias rugi juga. Saking geramnya, sekelompok pengusaha kecil tahu dan tempe di kota Banyuwangi beramai-ramai melakukan "swiping" kepada semua kendaraan yang mencoba mengangkut dan membawa masuk produksi tahu dan tempe dari luar kota, karena dianggap tidak solider dengan harga di bawah biaya produksi nyata. "Weleh-weleh, wong tempe saja kok diobrak abrik melalui harga kedelai, gimana ini juntrungannya?", gerutu saya. Kalau ada pertanyaan kepada para importir kedelai (karena memang selama ini kita selalu mengimpor kedelai dari luar negeri), pasti jawaban klisenya muncul "karena harga kedelai di pasar internasional, terutama di Amerika Serikat memang sudah tinggi (naik)". Sama halnya dengan jawaban yang diterima para peternak gurem ayam ras, yang kelimpungan menghadapi kenaikan harga pakan, sementara harga ayam potongnya ikut turun gara-gara berita "flu burung yang tak kunjung mereda". Alasan produsen pakan ayam juga sama klasiknya yaitu "harga pakan ayam naik karena harga jagung (sebagai bahan baku utama pakan) di luar negeri terutama di Amerika Serikat, juga naik, sehingga kami juga ikut menaikkan harga pakan ayam untuk para peternak ayam kelas gurem". Catatan Departemen Pertanian menyangkut kebutuhan kedelai kita per tahun, sekitar 2.000.000 ton per tahun, sedang produksi kedelai dalam negeri kita maksimum hanya 900 ton per tahun. Di Negara-negara sub tropis tingkat produktivitas panen kedelai per hektar bisa mencapai 4 ton, sementara petani kita hanya mampu menghasilkan panenan 1,3 ton per hektar, sehingga kran impor masih terus menganga. Sementara impor kedelai dari Amerika Serikat juga perlu diwaspadai, karena produk agro mereka menggunakan teknologi "Genetic Engineering" dengan manipulasi faktor basa Nitrogen di dalam rangkaian Asam Deoxyribo Nucleat beserta derivatnya, yang tidak lagi bersifat alamiah, belum lagi faktor kimiawi yang berperan sebagai pemompa proses pertumbuhan. Kalau kita jujur sebagai orang yang berpikir jernih, menentang hukum alam (sunatullah) telah dicatat peristiwanya oleh sejarah perdaban kehidupan, ternyata jauh lebih banyak kegagalannya dibanding manfaat yang bisa diperolehnya. Mendaruratkan diri dengan sengaja tentulah bukan suatu "kebijakan yang bijaksana" akan tetapi "kebijakan yang cuma bijak disini atau disitu" ("bijaksini dan bijaksitu") tergantung siapa yang mau disenangkan.
Masalah tempe bukan lagi sesederhana seperti di masa lalu, karena sudah menyangkut masalah harga di pasar internasional sehingga sudah menjadi komoditas global.
Saya jadi ingat soal hak patent tempe itu sendiri yang memang sudah didaftarkan oleh Jepang di Kantor Patent New York AS. Saatnya tiba kelak (mungkin sesuai kesepakatan di dalam WTO yang sudah kita ratifikasi), walaupun soal bahan baku kedelai suatu saat tersedia dengan melimpah, (jangan-jangan) saya juga tidak semudah dulu lagi makan tempe, karena harus membayar "fee" terlebih dahulu kepada pemegang patent tempe.
Sekarang, memang TEMPO-nya TEMPE untuk ikut berlaga mencari perhatian publik, atau memang sang tempe kembali dijadikan komoditas politik oleh sekelompok orang tertentu agar kiblat media tidak fokus disatu arah yaitu RSPP. He..he..saya tidak bermaksud mengingat-ingat ada tidaknya hubungan TEMPO dan TEMPE, karena enaknya tempe walaupun tanpa promosi wisata kuliner, TEMPO KAPAN SAJA TEMPE TETAP ENAK DIMAKAN DAN PERLU, jadi tempe tetaplah "uueenaaak tenaaan…dan ..mak nyuuus’ walaupun TEMPO-TEMPO harganya mahal seperti saat sekarang.
Lho kenapa tempe dan tahu yang jadi sasaran?, Apakah tidak dipikir panjang bahwa kelangkaan kedelai akan menyebabkan sekian banyak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bagi para kuli dan pekerja kelas bawah di pabrik/ home industri tempe dan tahu itu sendiri?. Tidak saja Bung Karno yang marah dengan semangat patriotisme bangsanya, sehingga berpesan "jangan jadi bangsa tempe", akan tetapi kita dulu juga marah, diledek sporter kesebelasan Singapor dengan kalimat "gara-gara terlalu banyak makan tempe sehingga kesebelasan PSSI "Garuda" yang dimotori Iswadi Idris dan kawan-kawan pulang ke tanah air, tidak membawa piala kejuaraan.
Inilah nasibnya tempe, sebagai makanan (yang dianggap) kecil dan sepele karena dikonsumsi oleh masyarakat bawah dan berimplikasi hanya pada rakyat miskin. Akan tetapi hendaklah selalu diingat bahwa masalah-masalah besar yang menimpa semua bangsa di dunia, berasal dari akumulasi masalah masalah (yang dianggap) sepele sebelumnya.
Buktinya para pekerja yang terkena dan terancam PHK serta para pengusaha gurem dari industri tempe sudah hilang kesabarannya dan berdemo di depan Istana Negara. Mereka yang berdemo adalah pemakan tempe, dan pasti rakyat kecil yang tidak atau belum mampu membeli lauk selain tempe (karena memang dulu harganya murah).
Mari kita bersama-sama waspada,…….karena Maslow telah mengingatkan kita, bahwa urusan perut bagi si miskin, memang nomor satu!.
Mudah-mudahan penerima amanah untuk urusan perdagangan tempe di negeri ini segera dapat mengakhiri krisis kedelai di tanah air, dan tidak sekedar mensosialisasikan pemberian bibit unggul kedelai sebanyak 8000 ton bagi petani penggarap di 30 provinsi, sehingga bisa memenuhi lahan palawija kedelai seluas hampir 200 hektar areal tanah pertanian, tapi setelah harga kedelai di pasaran tak lagi mampu dikendalikan. Dan kita menungu dan menunggu lagi petaka pangan (terigu, minyak goreng curah dan apalagi membabibuta harganya di pasaran), kemudian si miskin menjeriiit,....baru muncul "kebijakan". Dan muncul alasan klasik lagi, kenaikan harga pangan kita naik ini gara-gara harga pangan dari Amerika Serikat juga naik??.
Belum lagi fenomena yang terjadi dan kita semua tahu, akan tetapi ada yang pura-pura tidak tahu, ada yang lari agar tidak terseret untuk dinyatakan tahu, dan adapula yang memang tahu akan tetapi tidak mampu berbuat apapun untuk menindaklanjuti sesuai dengan kapasitasnya sebagai bagian dari bangsa merdeka!. Ibarat banjir sudah menghabiskan seluruh harta masyarakat yang tertimpa, baru kita sadari bahwa fungsi Polisi Kehutanan kita, memang mandul (tak terlindungi secara hukum secara memadai) karena saat menemukan area pembalakan besar-besaran di tengah hutan, mereka justru ketakutan.
"Statemen terbuka" dari pimpinan negara yang mengatakan pemberlakuan Bebas Bea Masuk Impor kedelai dari luar negeri, walaupun diragukan memiliki pengaruh terhadap penurunan harga kedelai dalam waktu dekat, hendaknya BENAR-BENAR DAPAT DILAKSANAKAN DI LAPANGAN, sehingga jangan sampai berdampak negatif pada KEBERSAMAAN yang sedang dibangun dan mulai menampakkan wujudnya.
"Sebaiknya" (kalau saya tidak diijinkan menggunakan kata "semestinya") para petani kedelai memperoleh jaminan, bahwa pada tiga atau empat bulan mendatang, saat musim panen kedelai secara nasional tiba, maka harga kedelai di pasaran dapat relatif stabil, sehingga petani gurem dapat menikmati hasilnya secara wajar.
Memang, sekarang TEMPO-nya TEMPE meminta perhatian.

Jakarta, pertengahan bulan Januari 2007
Darsana Setiawan,
e-mail darssetia@yahoo.co.id
Weblog : http://omson.blogspot.com/
atau http://edukasipress.wordpress.com/

Minggu, 13 Januari 2008

SUPER TEAM & SUPER DREAM TEAM

Tulisan ini saya munculkan kembali (bersumber utama dari download e-psikologi/ Johanes Papu), setelah untuk keduakalinya Saya diminta untuk memberikan solusi dan pencerahan pada satu lembaga/usaha, yang berada dalam tahapan "storming" pada teamworknya. Mudah-mudahan bermanfaat.

Pengantar ;
Dari setiap aktivitas kehidupan sosial kemasyarakatan yang kita lakukan, tak satupun dapat luput dari proses interaksi dengan sesama. Sesederhana apapun upaya untuk mencapai tujuan, selalu melibatkan orang lain untuk memadu keinginan serta harapan. Hal inilah yang kita maknai sebagai upaya mengelola (memenej) suatu kerjasama sekelompok individu (organisasi).
Kerjasama antar individu yang diatur dalam suatu organisasi, membutuhkan keterpaduan pemahaman serta tindakan sesuai dengan hirarki tugas masing-masing individu baik secara makro (sebagai akumulasi keseluruhan populasi dalam organisasi), maupun secara mikro (sebagai bagian kecil instrumentasi makronya) membutuhkan suatu Teamwork, yang berfungsi untuk melaksanakan setiap tugas organisasi maupun peran solutor yang dibutuhkan. Teamwork yang solid akan memudahkan manajemen dalam mendelegasikan tugas-tugas organisasi. Namun demikian untuk membentuk sebuah team yang solid dibutuhkan komitment tinggi dari setiappersonel penyusun organisasi.
Suatu hal yang sangat penting di dalam teamwork adalah kapasitas setiap individu sebagai suatu sumber daya yang secara terus menerus selalu dibina dan dikembangkan, sehingga selalu melahirkan kinerja yang selain produktif juga inovatif ( Continous improvement). Proses pembentukkan, pemeliharaan dan pembinaan teamwork harus dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari setiap personel anggota team tersebut, sehingga terjalin integrasi kerja sesuai dengan pelaksanaan misi yang diharapkan bersama.

Pengertian Teamwork;
Secara umum teamwork dapat diartikan oleh Johanes Papu dari Team e-psikologi sebagai "kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan". Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Ketika seseorang bekerja didalam kelompok (team), akan ada dua isu yang muncul. Pertama adalah adanya "tugas-tugas (task)" dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team. Kedua, adalah "proses" yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama, koordinasi, prosedur yang harus dilakukan dan disepakati seluruh anggota, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu dalam kelompok itu.
Tanpa memperhatikan "proses" maka sebuah teamwork tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi suatu organisasi (perusahaan, lembaga, perserikatan) dan hanya akan menjadi sumber masalah dalam pembentukan sebuah teamwork. Sebaliknya jika "proses" tersebut ada dan berjalan di dalam sekumpulan orang yang bekerjasama, maka potensi/kinerja/performance setiap individu akan terus meningkat, karena akan mendapat dukungan dari proses interaksi, baik secara teknis maupun moral.

Alasan Diperlukannya Teamwork ;
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menampung serta menggabungkan berbagai bakat,kecerdasan,talenta dari setiap individu, sehingga dapat memberikan solusi inovatif setiapsaat diperlkan. Selain itu perpaduan dari ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam dari suatu teamwork, diyakini memiliki potensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan seorang individu yang brilian sekalipun.
Sebuah team bila sudah berjalan, secara otomaticly akan menjadi suatu unit yang mengatur dirinya sendiri, secara rithmis. Rentangan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota team dan "self monitoring" yang ditunjukkan oleh masing-masing anggota team memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan tanggungjawab yang lebih besar.
Bahkan ketika suatu masalah bila diputuskan secara bersama dengan melibatkan teamwork, akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain:
pertama, keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya.
Kedua, keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
Ketiga, keputusan bersama akan mengikat setiap individu yang terlibat untuk merasa ikut memiliki (sense of belonging) serta merasa ikut bertanggung jawab (sense of responsibility).
Pandangan lain dari perspektif individu, dapat dimaknai bahwa dengan masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok (team) maka hal tersebut akan menambah semangat juang/motivasinya untuk berprestasi, yang mungkin justru tidak akan pernah dapat dicapai bila dikerjakan seorang diri . Kepercayaan dan kesediaan untuk bekerjasama dalam suatu temwork selain akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri (self confident), juga akan mendorong setiap anggota team untuk menghormati wewenang dan tanggungjawab masing-masing individu, sesuai dengan kesepakatan dan kesepahaman bersama.

Siklus Perkembangan Suatu Teamwork
Secara umum perkembangan suatu team dapat dibagi dalam 4 tahapan:
· Forming, adalah suatu tahapan disaat para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu team. Karena kelompok / team baru saja dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali team yang sudah dipilih ketua/pimpinan kelompoknya terlebih dahulu).
· Storming, adalah tahapan dimana intrik/saling curiga mulai timbul di dalam team. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengusulkan dan atau mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua ngotot dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang dalam team tidak mau lagi menjadi pendengar dan sebagian lagi tidak mau berbicara secara terbuka.
· Norming, adalah tahapan dimana individu-individu dan sub-group yang ada dalam team mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota team. Selain itu semua orang mulai mau menjadi pendengar yang baik. Mekanisme kerja dan aturan-aturan main ditetapkan dan ditaati seluruh anggota.
· Performing. Tahapan ini merupakan titik kulminasi dimana team sudah berhasil membangun system yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan team akan terlihat dari prestasi/ kinerja yang ditunjukkan.
Ketrampilan Yang Diperlukan Setiap Anggota Teamwork

Ada dua ketrampilan utama yang seharusnya dimiliki oleh anggota sebuah teamwork, yaitu:
· Ketrampilan manajerial (Managerial Skills), termasuk kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kinerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar, dan lain-lain.
· Ketrampilan interpersonal (Interpersonal Skills), termasuk kemampuan berkomunikasi, saling menghargai pendapat orang lain dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain secara baik dan positif.

Penutup
Dengan menjadi anggota suatu organisasi/lembaga/perserikatan atau perusahaan maka secara tidak langsung diri kita masing-masing dituntut untuk mempersiapkan diri dengan memiliki ketrampilan-ketrampilan seperti tersebut di atas.
Sudahkah kita memenuhi kelayakan menjadi bagian dari anggota Teamwork yang akan Performing?, jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing, apakah ada kesediaan diri untuk berubah mejadi lebih baik, atau hanya bertahan terhadap harga diri yang tidak punya arti alias gengsi. Kalau yang terakhir ini menjadi pilihan, maka "tunggulah saat kehancurannya"!.
Akhirnya, harus kita sadari bersama bahwa di dalam suatu organisasi lembaga/persyarikatan/usaha yang dibutuhkan bukanlah seorang SUPER MAN akan tetapi SUPER TEAM atau bahkan SUPER DREAM TEAM untuk mensukseskan tugas dan tanggung jawabnya.

Sumber : http://darsanas.multiply.com & Johanes Papu Team e-psikologi

TAHUN HIJRIYAH

Banyak diantara kita yang mencari pemahaman saat Khalifah Umar Ibnu Khatab menetapkan tahun Hijriah sebagai penanggalan Islam, yang di dasarkan pada peredaran planet bulan terhadap bumi, sehingga disebut juga sebagai tahun qamariyah. Tahun Hijriyah dihitung mulai dari hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah, sehingga penetapan pemberlakuan kalender Hirjiyah oleh Khalifah Umar Ibnu Khatab saat itu (setelah dihitung/dikonversi) bertepatan dengan hari Kamis (Khamis) tanggal 8 bulan Rabi’ul Awal tahun 17 Hijriyah (berarti 17 tahun setelah peristiwa hijrah itu sendiri). Waktu penetapan tersebut juga bertepatan dengan masa pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Kathab yang keempat tahun.
Tahun Hijriyah terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 silih berganti setiap bulannya. Sedangkan penetapan bulan sebanyak 12 di dasarkan pada firman Allah Swt di dalam Al Qur’anul karim surat At-Taubah ayat 36 yang berbunyi;
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah , diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi. Diaara bulan-bulan itu ada empat bulan yang dihormati. Itulah ketetapan agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri pada bulan-bulan yang empat itu.Perangilah kaum musrik itu semuanya sebagaimana mereka memernagimu semua. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.
Pemberian nama bulan pada tahun Hijriyah ternyata disesuaikan dengan situasi kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan yang sedang dijalani bagsa Arab masa itu, seperti ;
Muharam nama bulan pertama ini artinya "yang diharamkan" atau "yang dilarang". Orang Arab pada masa sebelum itu ,memang mengharamkan berperang di bulan Muharam.
Shafar, nama bulan kedua ini artinya adalah "kosong". Pada bulan itu kaum pria Bangsa Arab pergi merantau meninggalkan rumah untuk berdagang, sehingga seisi rumah kosong dari kaum pria dewasa
Rabiul Awal, nama bulan ketiga ini bersasal dari kata "Rabi"yang artinya "menetap" dan "awal" yang artinya "pertama", sehingga Rabiul Awal diartikan sebagai awal kembalinya para pria dari perantauannya ke rumah masing-masing. Ketentuan Allah atas peristiwa penting di dalam sejarah Islam yang bertepatan pada bulan Rabiul Awal antara lain;
· lahirnya Nabi Muhammad Saw,
· diangkatnya Nabi Muhammad Saw sebagai Rosul Allah,
· Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah
· Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Rabiul Akhir sebagai bulan yang keempat sekaligus berarti sebagai masa berakhirnya kaum pria bangsa Arab (tempo dulu) untuk menetap di rumah.
Jumadil Awal , merupakan bulan kelima yang diartikan sebagai "awal" dari musim kemarau (kering/"jumadi").
Jumadil Akhir, nama dari bulan keenam yang berarti "akhir dari musim kemarau (kering/"jumadi").
Rajab, nama bulan ketujuh ini artinya "mulia". Bangsa Arab waktu itu memang memuliakan bulan ini (mungkin berkaitan dengan berlalunya musim kemarau).
Sya’ban, nama bulan kedelapan ini artinya "berkelompok", karena bangsa Arab (waktu itu) senang atau lazim berkelompok dalam berniaga. Adapun peristiwa bersejarah bagi umat Islam di bulan ini adalah perpindahan kiblat sholat, dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).
Ramadhan sebagai bulan kesembilan memiliki arti "sangat panas".Pada bulan ini banyak sekali keutamaan dan kemuliaan yang melekat pada peristiwa sejarah ummat Islam, antara lain:
· Merupakan satu-satunya bulan yang disebut di dalam Al-Qur’an
· Bulan pertama kali Allah menurunkan ayat suci Al Qur’an
· Salah satu malam di bulan Ramadhan telah ditetapkan oleh Allah Swt sebagai malam Al Qadar (Lailatul Qadar), yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
· Bulan ditetapkannya ibadah wajib berpuasa bagi setiap ummat Islam
· Bulan saat Nabi Muhammad Saw mengambil alih kembali kota Mekkah dan sekaligus masa berakhirnya penyembahan berhala yang ada di sekitar Ka’bah.
· Ditilik dari fungsinya bulan Ramadhan sekaligus dapat diberi nama Syarush Shabri yaitu bulan untuk melatih kesabaran saat berpuasa, Syarun Najah yaitu bulan pelepasan diri dari azab neraka (pengampunan), dan Sharur Rahmah yaitu bulan yang penuh limpahan rahmat, serta Syahrul Ala-i yaitu bulan yang penuh kenikmatan karena berlimpahnya karunia Allah Swt..
Syawal, nama bulan kesepuluh ini artinya adalah "kebahagian", maknanya adalah kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian), setelah menjalankan ibadah puasa, membayar zakat, serta saling bermaaf-an. Itulah saat yang paling membahagiakan.
Zulkaidah, nama bulan kesebelas ini berasal dari kata "zul" (pemilik) dan "Qaidah (duduk). Makna bagi bangsa Arab dahulu adalah masa mereka (kaum pria), beristirahat atau duduk-duduk santai di rumah.
Zulhijjah, nama bulan kedua belas ini artinya adalah "berhaji" . Diyakini bahwa banyak para nabi dengan ummatnya "berhaji" sesuai tuntunannya di masa itu, bersamaan dengan bulan ini.
Sedangkan nama-nama hari dalam kalender Hijriyah ada 7 yaitu;
· Ahad (satu)
· Itsnain (dua)
· Tsulasa (tiga)
· Arba’a (empat)
· Khamis (kelima)
· Jumuah (berhimpun)
· Sabtu (memotong)
Diantara hari yang tujuh itu, Allah Swt secara khusus mengutus malaikat turun ke bumi dan berada di pintu-pintu Masjid guna mencatat hamba-hamba Allah yang menunaikan sholat Jum’at/Jumuah,(saat sebelum khatib naik ke mimbar untuk berkhotbah).
Kemudian muncul pertanyaan berikutnya, "Kalender apakah yang digunakan umat Islam sebelum masa penetapan tahun Hijriyah, mengingat pentingnya menetapkan bulan Ramadhan (Syahrul Qur’an dan Syahrush Shiyam yaitu bulan diturunkannya ayat pertama dari Al Qur’an serta bulan diwajibkannya umat Islam menjalankan puasa). Hal ini tentu juga berdampak pada penetapan Iedul Fitri, demikian pula dengan penetapan Iedul Adha" yang juga menjadi pedoman sebagian ibadah ummat Islam.
Sebelum ditetapkannya tahun Hijriah, umat Islam sudah menggunakan penandaan tahun berdasar peristiwa-peristiwa penting yang terjadi, seperti ditetapkannya tahun "azan", yaitu saat disyariatkannya azan, serta tahun " wadha" (perpisahan), yaitu saat Nabi Muhammad Saw melakukan haji wada, atau haji perpisahan beliau dengan ummat Islam seluruhnya.
Penanggalan Arab Kuno juga sudah berpedoman pada peredaran bulan pada bumi kita, seperti kebiasaan hidup masyarakatnya yang sebagian besar merantau dan berniaga, namun tidak jelas bagaimana mengawalinya. Syair Arab Kuno menuliskan kejadian Nabi Nuh ditertawakan ummatnya, nabi Yusuf ditipu saudaranya, Nabi Isa diperdaya orang-orang Yahudi terjadi pada hari Sabtu (Sabath). Demikian pula pada hari Jum’at (Urubah) bangsa Arab Kuno meyakini sebagai hari terjadinya pernikahan Nabi Adam dengan Siti Hawa, Nabi Yusuf dengan Zulaika, serta nabi Sulaiman dengan Bilqis Ratul Sabak.
Dan kemudian memang terjadi peristiwa pernikahan Nabi Muhammad Saw, dengan Siti Chadijah pada hari Jum’at, bahkan Ali bin Abi Tahlib menikah dengan Fatimah juga pada hari Jum’at.
Saat Rosulullah megajak sahabatnya berhijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau telah membeli dua ekor onta, yang tentu menimbulkan pertanyaan kepada para sahabat, yang seharusnya justru mereka merasa lebih layak membeli onta. Namun inilah bagian dari contoh dan keteladanan Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan bahwa setiap perjuangan memang membutuhkan pengorbanan.
Itulah petunjuk tentang tahun Hijriah yang dapat kami himpun sampai denga saat ini dari berbagai sumber, dengan harapan semoga informasi tersebut dapat mendorong kita untuk lebih bertaqwa kepada Allah Swt, serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Saw, sehingga menjadi seorang hamba yang memperoleh keridhaanNya. Amien.

Source: buku pintar tentang Islam, Syamsul Rijai Hamid, http://darsanasetiawan.multiply.com/, http://omson.blogspot.com/

Minggu, 06 Januari 2008

TAFACKUR AWAL TAHUN

AL-I’TIRAAF
• Ya Allah hamba tidak pantas memasuki sorga Mu,
• Tetapi hamba tidak tahan terhadap siksa api neraka Mu.
• Karenanya berikanlah ampunan serta hapuskanlah dosa-dosa hamba,
• Karena sesungguhnya hanya Engkau Yang Maha Pengampun dan Yang Maha Agung.

• Dosa-dosa hamba bagaikan hamparan butiran pasir,
• Maka berikan ampunan Mu, wahai Yang Maha Agung
• Sementara usia hamba berkurang setiap hari,
• Sedang dosa-dosa hamba terus bertambah, bagaimana hamba bisa menanggungnya.

• Ya Allah hambaMu yang penuh maksiat datang bersimpuh kehadapanMu,
• Dengan menyadari dosa-dosanya, dan sangat berharap ampunanMu.
• Tetapi jika Kau tolak, maka kepada siapa hamba bisa berharap selain kepadaMu,
• Jika Kau ampuni, maka memang pantas Engkau melakukannya, karena memang Engkau Yang Maha Kuasa untuk memilih kepada hambaMu yang mana yang ingin Engkau beri ampunan.

• Astaghfirullah haladziim, ampuni segala dosa dan kesalahan hamba ya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Amien.
Cijantoeng, 6 Januari 2007 bertepatan dengan 27 Dzulhijah 1428 H

Rabu, 02 Januari 2008

BENGAWAN SOLOku

Di dalam pesawat Sriwijaya Air menuju ke Solo hari minggu 30 Desember 2007 yang lalu, pramugari nan cantik menawarkan koran Media Indonesia, dan aku nikmati mengisi perjalanan dengan membacanya. Pada halaman 16 ada suatu tulisan yang bertajuk Bengawan Solo tulisan Gugun El Guyanie,Direktur Eksekutif Institut for Social Empowerment Yogyakarta yang mengilhami dan memberi kontribusi pengaruh pada tulisan saya yang berjudul BENGAWAN SOLOku.
Siapa diantara kita yang pernah mengenal kota Solo rasanya tak mungkin dapat dipungkiri mengenal Bengawan Solo, setidaknya melalui lagunya Gesang dengan judul yang sama. Esensi syair lagunya Gesang itu berkisah tentang Bengawan Solo, dan mampu menyiratkan peran sungai lebar (dalam bahasa Jawa disebut Bengawan) yang sangat dominan terhadap seluruh aspek kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat Jawa, terutama di sekitar aliran sungai tersebut.
Dapat dibayangkan betapa besarnya pengaruh budaya Jawa yang berpusat dari kraton Kasunanan Surokarto Hadiningrat menyebar ke segenap lapisan masyarakat bawah yang sebagian besar adalah petani, dengan ketergantungan tinggi terhadap irigasi dari Bengawan Solo. Karya monumental seni budaya Jawa mulai dari seni pedalangan Wayang Kulit maupun seni tari Wayang Orang, maupun tarian Jawa yang filosofistik dan lemah gemulai, melebar ke seni rupa sampai pada alur gerakan tangan canting-canting Batik, maupun ornamen estetis dari tarian Jawa yang melekat di dalam sisi kehidupan budaya yang sarat dengan nilai humanismenya. Titik kulminasinya terakumulasi pada reaksi masyarakat internasional yang menaruh perhatian khusus terhadap eksistensi budaya Jawa di Solo, sehingga melestarikannya melalui aktivitas akademik di berbagai studi seni pada beberapa Universitas di Eropa maupun AS bahkan juga Australia. Jepang tak mau ketinggalan membuka lembaran lama nostalgia mereka selama tiga setengah tahun berkuasa, ternyata terpesona dengan aktivitas budaya Jawa di seantero Bengawan Solo.
Pusaran pertumbuhan dan perkembangan budaya masyarakat marginal di tepian Bengawan mengalir pula pada sisi seni musiknya, selain melahirkan langgam keroncong, telah pula melahirkan kolaborasi musik gamelan Jawa dengan peralatan musikal elektrik yang dimotori oleh beberapa produsen Jepang seperti organ/keyboard Yamaha, dan hasil mutasinya adalah musik Campursari.
Akulturasi budaya barat dan timur (Jawa) ternyata telah memberi celah-celah peluang lahirnya kreativitas penciptaan dan pembawaan lagu-lagu Campursari. Trade-merk Waldjinah yang menjadi ikon Langgam Keroncong serta Didi Kempot sebagai ikon Campursari, mampu memberikan jaminan kondisi nyata tentang rasa bahagia, serta suka cita para pemeran serta dan penikmat bahkan peminat dari produk budaya adiluhung tersebut.
Namun pada hari senin, tanggal 31 Januari 2007, dalam perjalanan saya dari Kartosur0 ke Pracimantoro Wonogiri, saya terkejut bukan kepalang, bukan karena melihat bekas serta sisa-sisa kerusakan akibat banjir Bengawan Solo beberapa hari sebelumnya, akan tetapi sekaligus masih melihat beberapa luas wilayah di sekitar Bengawan Solo (Nggading kidul dan sekitarnya) yang masih terendam air luapan Bengawan Solo.
Sedih, campur haru yang terasa di hati ini, karena mereka tentu terhalang dalam berekpresi diri bernyanyi Campursari. Yang lebih menakutkan saya justru bukan itu akan tetapi, jangan-jangan dalam situasi berada di atas atap genting rumah mereka yang kebanjiran serta sambil menunggui rumah serta bagian dari kepemilikan yang tertinggal di dalam rumahnya, mereka justru terilhami untuk menciptakan suatu lagu tentang "BENGAWAN SOLOku saat banjir menyiksaku begini".
Rasanya cukup Gesang saja yang mengingatkan kita tentang arti penting kehidupan ekologis Bengawan Solo dengan syair lagunya "....air meluap sampai jauuuh....akhirnya ke...laut..."
Kalau toh muncul ciptaan lagu Campursari mudah-mudahan sebagai ekspresi saling mengingatkan diri betapa hidup ini memang harus menyatu dengan alam, seperti halnya munculnya sebuah gerak tarian yang saat saya masih kecil sering saya lihat dan masih saya ingat sampai saat ini. Tarian itu menggambarkan para gadis saat mencuci pakaian di tepi Bengawan "Solo", sambil menebar tawa canda bersama antar mereka, penuh ceria sukacita dan bahagia.
Tarian itu rupanya bagian dari kisah Joko Tarub yang sedang mengamati turunnya Bidadari yang sedang mandi (mudah-mudahan di bengawan Solo) akan tetapi lebih dari itu ide koreografi yang menterjemahkan kisah Joko Tarub tersebut juga memberikan pembelajaran kepada kita tentang alasan para Bidadari turun ke bumi, tidak lain karena alamnya yang memang indah, airnya bersih juga ekosistemnya memenuhi selera surgawi.
Patut disayangkan memang, cara-cara sang Joko Tarub di dalam meng-"Goal"-kan cita-cintanya mempersunting salah satu Bidadari dilakukan dengan cara ang tidak terpuji yaitu "mencuri selendang sang Bidadari".
Mudah-mudahan kisah budaya tersebut bukan yang mengilhami para pencuri Kayu, Pasir, Galian Tambang, serta seluruh kekayaan alam yang berakibat telah merusak ekosistem hutan/sungai/Bengawan, sehingga para Bidadari TIDAK LAGI BERSEDIA TURUN KE BUMI, bahkan juga TIDAK BERANI lagi mandi di "Bengawan Solo"ku.

Selasa, 01 Januari 2008

TAHUN BARUAN 2008 WONTEN SOLO

Dinten puniko tahun baru 1 Januari 2008, mbah Dar nembe wonten Surokarto Hadiningrat, saperlu nuweni kepenakkan ingkang nembe dados pinanganten inggih puniko Mas Ginjur alias tole Yan putranipun Dik mantri ingkang ongko kalih.
Hiburanipun wonten pawiwahan puniko mboten sanes inggih organ soho campursari khas Solo, biduanipun kalih estri tur ....waduh...kempling saestu.
Naliko biduan kekalih duet nembang "O...o.. kamu ketahuan pacaran lagi,...dengan si dia teman lamaku.." terus mikrofonnipun simbah ampil lajeng kaliyan jejogetan rame-rame,...simbah tumut nembang syairipun mekaten "Oo aku ketuaan jadi pacarmu, karena itu aku nggak berani terus menggodamu, lihat depanku ada istriku..." waaah poro tamu ingkang rawuh lajeng sami gumujeng, malah wonten ingkang ngacungaken jempolipun pratondo "kok wani yo wong ono bojone melu njoget".
Lha kulo inggih wantun kemawon lha wong ngungkuri biduanipun, cobi menawi madep nyawang biduanipun lajeng ngungkuri estri kulo.......rak lajeng siyos mblaheni saestu!.
O..o..... aku ora wani nglirik cah kuwi.....padahal ayuuuuu saestu biduanipun kolowau, nanging inggih emut sampun sepuh tur simbah.....(heling...heling...yo nggeer...wis uzuur)

NAKALE BOCAH SEKOLAH

(Maaf,...Tulisan berikut sengaja tidak ditranslet ke Bahasa Indonesia, dengan maksud agar menjaga originalitas istilah yang sulit dicari padanannya, sesuai dengan situasi awal tahun enampuluhan).
Nek kelingan nakale bocah sekolah madrasah, Aku karo masku (Basuki) wis gak karu-karuan akehe. Suatu hari Pak Jalal (Guru Madrasahku) teko nang omahku ndek Jalan setasiun no. 4 Kediri, nakokne opo bocah loro (Basuki karo "Muhson" padahal jenengku Darsono) dipindahne neng pondok pesantren kok sesasi lawase gak mlebu-mlebu sekolah madrasah.
Lha Ibuku karo mbokPuh (Mbah putri) yo kuageet tenan, wong saben ndino (bengi) budal nyang madrasah Setono Gedong. Eeeee gak ngertiyo sangune ngaji ndek madrasah dingge nontok biskop ndek Wijaya, Garuda, Rex, Volta, terus biskupan ndek ngarepe Hotel Merdeka (iku opo jenenenge aku lali).
Mosok nontok biskop kok saben bengi ngantek sesasi alias 30 dino, opo tumon?. Tujokno Pak Jalal teko ndek omahku ngecek, lha nek gak dichek karo Gurune yok opo dadine,....yo nontok terusss... bablas anginee....
Wis, wis.....nakale bocah sekolah....gak enthek-enthek ONOK AE AKAL-AKALANE.
sumber : "muhson" alias darsono adikke Basuki tasiun (enak ae ngganti jenenge bocah, gak ngangge jenang abang pisan)

CALON ASTRONOM

CALON ASTRONOM
ICHA cucu keduaku dari anak pertamaku Lia