Tulisan ini saya munculkan kembali (bersumber utama dari download e-psikologi/ Johanes Papu), setelah untuk keduakalinya Saya diminta untuk memberikan solusi dan pencerahan pada satu lembaga/usaha, yang berada dalam tahapan "storming" pada teamworknya. Mudah-mudahan bermanfaat.
Pengantar ;
Dari setiap aktivitas kehidupan sosial kemasyarakatan yang kita lakukan, tak satupun dapat luput dari proses interaksi dengan sesama. Sesederhana apapun upaya untuk mencapai tujuan, selalu melibatkan orang lain untuk memadu keinginan serta harapan. Hal inilah yang kita maknai sebagai upaya mengelola (memenej) suatu kerjasama sekelompok individu (organisasi).
Kerjasama antar individu yang diatur dalam suatu organisasi, membutuhkan keterpaduan pemahaman serta tindakan sesuai dengan hirarki tugas masing-masing individu baik secara makro (sebagai akumulasi keseluruhan populasi dalam organisasi), maupun secara mikro (sebagai bagian kecil instrumentasi makronya) membutuhkan suatu Teamwork, yang berfungsi untuk melaksanakan setiap tugas organisasi maupun peran solutor yang dibutuhkan. Teamwork yang solid akan memudahkan manajemen dalam mendelegasikan tugas-tugas organisasi. Namun demikian untuk membentuk sebuah team yang solid dibutuhkan komitment tinggi dari setiappersonel penyusun organisasi.
Suatu hal yang sangat penting di dalam teamwork adalah kapasitas setiap individu sebagai suatu sumber daya yang secara terus menerus selalu dibina dan dikembangkan, sehingga selalu melahirkan kinerja yang selain produktif juga inovatif ( Continous improvement). Proses pembentukkan, pemeliharaan dan pembinaan teamwork harus dilakukan atas dasar kesadaran penuh dari setiap personel anggota team tersebut, sehingga terjalin integrasi kerja sesuai dengan pelaksanaan misi yang diharapkan bersama.
Pengertian Teamwork;
Secara umum teamwork dapat diartikan oleh Johanes Papu dari Team e-psikologi sebagai "kumpulan individu yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan". Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork. Terlebih lagi jika kelompok tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya interaksi antar anggota kelompok.
Ketika seseorang bekerja didalam kelompok (team), akan ada dua isu yang muncul. Pertama adalah adanya "tugas-tugas (task)" dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian team. Kedua, adalah "proses" yang terjadi di dalam teamwork itu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan, proses interaksi di dalam team, dan lain-lain. Dengan kata lain proses menunjuk pada semangat kerjasama, koordinasi, prosedur yang harus dilakukan dan disepakati seluruh anggota, dan hal-hal lain yang berguna untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu dalam kelompok itu.
Tanpa memperhatikan "proses" maka sebuah teamwork tidak akan memiliki nilai apa-apa bagi suatu organisasi (perusahaan, lembaga, perserikatan) dan hanya akan menjadi sumber masalah dalam pembentukan sebuah teamwork. Sebaliknya jika "proses" tersebut ada dan berjalan di dalam sekumpulan orang yang bekerjasama, maka potensi/kinerja/performance setiap individu akan terus meningkat, karena akan mendapat dukungan dari proses interaksi, baik secara teknis maupun moral.
Alasan Diperlukannya Teamwork ;
Teamwork merupakan sarana yang sangat baik dalam menampung serta menggabungkan berbagai bakat,kecerdasan,talenta dari setiap individu, sehingga dapat memberikan solusi inovatif setiapsaat diperlkan. Selain itu perpaduan dari ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam dari suatu teamwork, diyakini memiliki potensi yang lebih besar bila dibandingkan dengan seorang individu yang brilian sekalipun.
Sebuah team bila sudah berjalan, secara otomaticly akan menjadi suatu unit yang mengatur dirinya sendiri, secara rithmis. Rentangan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki setiap anggota team dan "self monitoring" yang ditunjukkan oleh masing-masing anggota team memungkinkannya untuk diberikan suatu tugas dan tanggungjawab yang lebih besar.
Bahkan ketika suatu masalah bila diputuskan secara bersama dengan melibatkan teamwork, akan memberikan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut antara lain:
pertama, keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team dalam pelaksanaanya.
Kedua, keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
Ketiga, keputusan bersama akan mengikat setiap individu yang terlibat untuk merasa ikut memiliki (sense of belonging) serta merasa ikut bertanggung jawab (sense of responsibility).
Pandangan lain dari perspektif individu, dapat dimaknai bahwa dengan masuknya seseorang ke dalam suatu kelompok (team) maka hal tersebut akan menambah semangat juang/motivasinya untuk berprestasi, yang mungkin justru tidak akan pernah dapat dicapai bila dikerjakan seorang diri . Kepercayaan dan kesediaan untuk bekerjasama dalam suatu temwork selain akan meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri (self confident), juga akan mendorong setiap anggota team untuk menghormati wewenang dan tanggungjawab masing-masing individu, sesuai dengan kesepakatan dan kesepahaman bersama.
Siklus Perkembangan Suatu Teamwork
Secara umum perkembangan suatu team dapat dibagi dalam 4 tahapan:
· Forming, adalah suatu tahapan disaat para anggota setuju untuk bergabung dalam suatu team. Karena kelompok / team baru saja dibentuk maka setiap orang membawa nilai-nilai, pendapat dan cara kerja sendiri-sendiri. Konflik sangat jarang terjadi, setiap orang masih sungkan, malu-malu, bahkan seringkali ada anggota yang merasa gugup. Kelompok cenderung belum dapat memilih pemimpin (kecuali team yang sudah dipilih ketua/pimpinan kelompoknya terlebih dahulu).
· Storming, adalah tahapan dimana intrik/saling curiga mulai timbul di dalam team. Pemimpin yang telah dipilih seringkali dipertanyakan kemampuannya dan anggota kelompok tidak ragu-ragu untuk mengusulkan dan atau mengganti pemimpin yang dinilai tidak mampu. Faksi-faksi mulai terbentuk, terjadi pertentangan karena masalah-masalah pribadi, semua ngotot dengan pendapat masing-masing. Komunikasi yang terjadi sangat sedikit karena masing-masing orang dalam team tidak mau lagi menjadi pendengar dan sebagian lagi tidak mau berbicara secara terbuka.
· Norming, adalah tahapan dimana individu-individu dan sub-group yang ada dalam team mulai merasakan keuntungan bekerja bersama dan berjuang untuk menghindari team tersebut dari kehancuran (bubar). Karena semangat kerjasama sudah mulai timbul, setiap anggota mulai merasa bebas untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya kepada seluruh anggota team. Selain itu semua orang mulai mau menjadi pendengar yang baik. Mekanisme kerja dan aturan-aturan main ditetapkan dan ditaati seluruh anggota.
· Performing. Tahapan ini merupakan titik kulminasi dimana team sudah berhasil membangun system yang memungkinkannya untuk dapat bekerja secara produktif dan efisien. Pada tahap ini keberhasilan team akan terlihat dari prestasi/ kinerja yang ditunjukkan.
Ketrampilan Yang Diperlukan Setiap Anggota Teamwork
Ada dua ketrampilan utama yang seharusnya dimiliki oleh anggota sebuah teamwork, yaitu:
· Ketrampilan manajerial (Managerial Skills), termasuk kemampuan dalam membuat rencana kerja, menentukan tujuan, memantau kinerja, memonitor perkembangan dan memastikan pekerjaan telah dilakukan secara benar, dan lain-lain.
· Ketrampilan interpersonal (Interpersonal Skills), termasuk kemampuan berkomunikasi, saling menghargai pendapat orang lain dan kemampuan menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain secara baik dan positif.
Penutup
Dengan menjadi anggota suatu organisasi/lembaga/perserikatan atau perusahaan maka secara tidak langsung diri kita masing-masing dituntut untuk mempersiapkan diri dengan memiliki ketrampilan-ketrampilan seperti tersebut di atas.
Sudahkah kita memenuhi kelayakan menjadi bagian dari anggota Teamwork yang akan Performing?, jawabannya ada di dalam diri kita masing-masing, apakah ada kesediaan diri untuk berubah mejadi lebih baik, atau hanya bertahan terhadap harga diri yang tidak punya arti alias gengsi. Kalau yang terakhir ini menjadi pilihan, maka "tunggulah saat kehancurannya"!.
Akhirnya, harus kita sadari bersama bahwa di dalam suatu organisasi lembaga/persyarikatan/usaha yang dibutuhkan bukanlah seorang SUPER MAN akan tetapi SUPER TEAM atau bahkan SUPER DREAM TEAM untuk mensukseskan tugas dan tanggung jawabnya.
Sumber : http://darsanas.multiply.com & Johanes Papu Team e-psikologi
Mengenai Saya
- DARSANA SETIAWAN, Drs,M.Si
- Informasi-Komunikasi dan Teknologi memfasilitasi kita untuk saling berbagi makna kehidupan. Pengelola dapat dihubungi melalui e-mail : darssetia@yahoo.co.id
Minggu, 13 Januari 2008
TAHUN HIJRIYAH
Banyak diantara kita yang mencari pemahaman saat Khalifah Umar Ibnu Khatab menetapkan tahun Hijriah sebagai penanggalan Islam, yang di dasarkan pada peredaran planet bulan terhadap bumi, sehingga disebut juga sebagai tahun qamariyah. Tahun Hijriyah dihitung mulai dari hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah, sehingga penetapan pemberlakuan kalender Hirjiyah oleh Khalifah Umar Ibnu Khatab saat itu (setelah dihitung/dikonversi) bertepatan dengan hari Kamis (Khamis) tanggal 8 bulan Rabi’ul Awal tahun 17 Hijriyah (berarti 17 tahun setelah peristiwa hijrah itu sendiri). Waktu penetapan tersebut juga bertepatan dengan masa pemerintahan Khalifah Umar Ibnu Kathab yang keempat tahun.
Tahun Hijriyah terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 silih berganti setiap bulannya. Sedangkan penetapan bulan sebanyak 12 di dasarkan pada firman Allah Swt di dalam Al Qur’anul karim surat At-Taubah ayat 36 yang berbunyi;
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah , diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi. Diaara bulan-bulan itu ada empat bulan yang dihormati. Itulah ketetapan agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri pada bulan-bulan yang empat itu.Perangilah kaum musrik itu semuanya sebagaimana mereka memernagimu semua. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.
Pemberian nama bulan pada tahun Hijriyah ternyata disesuaikan dengan situasi kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan yang sedang dijalani bagsa Arab masa itu, seperti ;
Muharam nama bulan pertama ini artinya "yang diharamkan" atau "yang dilarang". Orang Arab pada masa sebelum itu ,memang mengharamkan berperang di bulan Muharam.
Shafar, nama bulan kedua ini artinya adalah "kosong". Pada bulan itu kaum pria Bangsa Arab pergi merantau meninggalkan rumah untuk berdagang, sehingga seisi rumah kosong dari kaum pria dewasa
Rabiul Awal, nama bulan ketiga ini bersasal dari kata "Rabi"yang artinya "menetap" dan "awal" yang artinya "pertama", sehingga Rabiul Awal diartikan sebagai awal kembalinya para pria dari perantauannya ke rumah masing-masing. Ketentuan Allah atas peristiwa penting di dalam sejarah Islam yang bertepatan pada bulan Rabiul Awal antara lain;
· lahirnya Nabi Muhammad Saw,
· diangkatnya Nabi Muhammad Saw sebagai Rosul Allah,
· Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah
· Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Rabiul Akhir sebagai bulan yang keempat sekaligus berarti sebagai masa berakhirnya kaum pria bangsa Arab (tempo dulu) untuk menetap di rumah.
Jumadil Awal , merupakan bulan kelima yang diartikan sebagai "awal" dari musim kemarau (kering/"jumadi").
Jumadil Akhir, nama dari bulan keenam yang berarti "akhir dari musim kemarau (kering/"jumadi").
Rajab, nama bulan ketujuh ini artinya "mulia". Bangsa Arab waktu itu memang memuliakan bulan ini (mungkin berkaitan dengan berlalunya musim kemarau).
Sya’ban, nama bulan kedelapan ini artinya "berkelompok", karena bangsa Arab (waktu itu) senang atau lazim berkelompok dalam berniaga. Adapun peristiwa bersejarah bagi umat Islam di bulan ini adalah perpindahan kiblat sholat, dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).
Ramadhan sebagai bulan kesembilan memiliki arti "sangat panas".Pada bulan ini banyak sekali keutamaan dan kemuliaan yang melekat pada peristiwa sejarah ummat Islam, antara lain:
· Merupakan satu-satunya bulan yang disebut di dalam Al-Qur’an
· Bulan pertama kali Allah menurunkan ayat suci Al Qur’an
· Salah satu malam di bulan Ramadhan telah ditetapkan oleh Allah Swt sebagai malam Al Qadar (Lailatul Qadar), yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
· Bulan ditetapkannya ibadah wajib berpuasa bagi setiap ummat Islam
· Bulan saat Nabi Muhammad Saw mengambil alih kembali kota Mekkah dan sekaligus masa berakhirnya penyembahan berhala yang ada di sekitar Ka’bah.
· Ditilik dari fungsinya bulan Ramadhan sekaligus dapat diberi nama Syarush Shabri yaitu bulan untuk melatih kesabaran saat berpuasa, Syarun Najah yaitu bulan pelepasan diri dari azab neraka (pengampunan), dan Sharur Rahmah yaitu bulan yang penuh limpahan rahmat, serta Syahrul Ala-i yaitu bulan yang penuh kenikmatan karena berlimpahnya karunia Allah Swt..
Syawal, nama bulan kesepuluh ini artinya adalah "kebahagian", maknanya adalah kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian), setelah menjalankan ibadah puasa, membayar zakat, serta saling bermaaf-an. Itulah saat yang paling membahagiakan.
Zulkaidah, nama bulan kesebelas ini berasal dari kata "zul" (pemilik) dan "Qaidah (duduk). Makna bagi bangsa Arab dahulu adalah masa mereka (kaum pria), beristirahat atau duduk-duduk santai di rumah.
Zulhijjah, nama bulan kedua belas ini artinya adalah "berhaji" . Diyakini bahwa banyak para nabi dengan ummatnya "berhaji" sesuai tuntunannya di masa itu, bersamaan dengan bulan ini.
Sedangkan nama-nama hari dalam kalender Hijriyah ada 7 yaitu;
· Ahad (satu)
· Itsnain (dua)
· Tsulasa (tiga)
· Arba’a (empat)
· Khamis (kelima)
· Jumuah (berhimpun)
· Sabtu (memotong)
Diantara hari yang tujuh itu, Allah Swt secara khusus mengutus malaikat turun ke bumi dan berada di pintu-pintu Masjid guna mencatat hamba-hamba Allah yang menunaikan sholat Jum’at/Jumuah,(saat sebelum khatib naik ke mimbar untuk berkhotbah).
Kemudian muncul pertanyaan berikutnya, "Kalender apakah yang digunakan umat Islam sebelum masa penetapan tahun Hijriyah, mengingat pentingnya menetapkan bulan Ramadhan (Syahrul Qur’an dan Syahrush Shiyam yaitu bulan diturunkannya ayat pertama dari Al Qur’an serta bulan diwajibkannya umat Islam menjalankan puasa). Hal ini tentu juga berdampak pada penetapan Iedul Fitri, demikian pula dengan penetapan Iedul Adha" yang juga menjadi pedoman sebagian ibadah ummat Islam.
Sebelum ditetapkannya tahun Hijriah, umat Islam sudah menggunakan penandaan tahun berdasar peristiwa-peristiwa penting yang terjadi, seperti ditetapkannya tahun "azan", yaitu saat disyariatkannya azan, serta tahun " wadha" (perpisahan), yaitu saat Nabi Muhammad Saw melakukan haji wada, atau haji perpisahan beliau dengan ummat Islam seluruhnya.
Penanggalan Arab Kuno juga sudah berpedoman pada peredaran bulan pada bumi kita, seperti kebiasaan hidup masyarakatnya yang sebagian besar merantau dan berniaga, namun tidak jelas bagaimana mengawalinya. Syair Arab Kuno menuliskan kejadian Nabi Nuh ditertawakan ummatnya, nabi Yusuf ditipu saudaranya, Nabi Isa diperdaya orang-orang Yahudi terjadi pada hari Sabtu (Sabath). Demikian pula pada hari Jum’at (Urubah) bangsa Arab Kuno meyakini sebagai hari terjadinya pernikahan Nabi Adam dengan Siti Hawa, Nabi Yusuf dengan Zulaika, serta nabi Sulaiman dengan Bilqis Ratul Sabak.
Dan kemudian memang terjadi peristiwa pernikahan Nabi Muhammad Saw, dengan Siti Chadijah pada hari Jum’at, bahkan Ali bin Abi Tahlib menikah dengan Fatimah juga pada hari Jum’at.
Saat Rosulullah megajak sahabatnya berhijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau telah membeli dua ekor onta, yang tentu menimbulkan pertanyaan kepada para sahabat, yang seharusnya justru mereka merasa lebih layak membeli onta. Namun inilah bagian dari contoh dan keteladanan Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan bahwa setiap perjuangan memang membutuhkan pengorbanan.
Itulah petunjuk tentang tahun Hijriah yang dapat kami himpun sampai denga saat ini dari berbagai sumber, dengan harapan semoga informasi tersebut dapat mendorong kita untuk lebih bertaqwa kepada Allah Swt, serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Saw, sehingga menjadi seorang hamba yang memperoleh keridhaanNya. Amien.
Source: buku pintar tentang Islam, Syamsul Rijai Hamid, http://darsanasetiawan.multiply.com/, http://omson.blogspot.com/
Tahun Hijriyah terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari 30 dan 29 silih berganti setiap bulannya. Sedangkan penetapan bulan sebanyak 12 di dasarkan pada firman Allah Swt di dalam Al Qur’anul karim surat At-Taubah ayat 36 yang berbunyi;
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah duabelas bulan, dalam ketetapan Allah , diwaktu Dia menciptakan langit dan bumi. Diaara bulan-bulan itu ada empat bulan yang dihormati. Itulah ketetapan agama yang lurus. Maka janganlah kamu menganiaya diri pada bulan-bulan yang empat itu.Perangilah kaum musrik itu semuanya sebagaimana mereka memernagimu semua. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.
Pemberian nama bulan pada tahun Hijriyah ternyata disesuaikan dengan situasi kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan yang sedang dijalani bagsa Arab masa itu, seperti ;
Muharam nama bulan pertama ini artinya "yang diharamkan" atau "yang dilarang". Orang Arab pada masa sebelum itu ,memang mengharamkan berperang di bulan Muharam.
Shafar, nama bulan kedua ini artinya adalah "kosong". Pada bulan itu kaum pria Bangsa Arab pergi merantau meninggalkan rumah untuk berdagang, sehingga seisi rumah kosong dari kaum pria dewasa
Rabiul Awal, nama bulan ketiga ini bersasal dari kata "Rabi"yang artinya "menetap" dan "awal" yang artinya "pertama", sehingga Rabiul Awal diartikan sebagai awal kembalinya para pria dari perantauannya ke rumah masing-masing. Ketentuan Allah atas peristiwa penting di dalam sejarah Islam yang bertepatan pada bulan Rabiul Awal antara lain;
· lahirnya Nabi Muhammad Saw,
· diangkatnya Nabi Muhammad Saw sebagai Rosul Allah,
· Hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah
· Wafatnya Nabi Muhammad Saw
Rabiul Akhir sebagai bulan yang keempat sekaligus berarti sebagai masa berakhirnya kaum pria bangsa Arab (tempo dulu) untuk menetap di rumah.
Jumadil Awal , merupakan bulan kelima yang diartikan sebagai "awal" dari musim kemarau (kering/"jumadi").
Jumadil Akhir, nama dari bulan keenam yang berarti "akhir dari musim kemarau (kering/"jumadi").
Rajab, nama bulan ketujuh ini artinya "mulia". Bangsa Arab waktu itu memang memuliakan bulan ini (mungkin berkaitan dengan berlalunya musim kemarau).
Sya’ban, nama bulan kedelapan ini artinya "berkelompok", karena bangsa Arab (waktu itu) senang atau lazim berkelompok dalam berniaga. Adapun peristiwa bersejarah bagi umat Islam di bulan ini adalah perpindahan kiblat sholat, dari Baitul Muqaddas ke Ka’bah (Baitullah).
Ramadhan sebagai bulan kesembilan memiliki arti "sangat panas".Pada bulan ini banyak sekali keutamaan dan kemuliaan yang melekat pada peristiwa sejarah ummat Islam, antara lain:
· Merupakan satu-satunya bulan yang disebut di dalam Al-Qur’an
· Bulan pertama kali Allah menurunkan ayat suci Al Qur’an
· Salah satu malam di bulan Ramadhan telah ditetapkan oleh Allah Swt sebagai malam Al Qadar (Lailatul Qadar), yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
· Bulan ditetapkannya ibadah wajib berpuasa bagi setiap ummat Islam
· Bulan saat Nabi Muhammad Saw mengambil alih kembali kota Mekkah dan sekaligus masa berakhirnya penyembahan berhala yang ada di sekitar Ka’bah.
· Ditilik dari fungsinya bulan Ramadhan sekaligus dapat diberi nama Syarush Shabri yaitu bulan untuk melatih kesabaran saat berpuasa, Syarun Najah yaitu bulan pelepasan diri dari azab neraka (pengampunan), dan Sharur Rahmah yaitu bulan yang penuh limpahan rahmat, serta Syahrul Ala-i yaitu bulan yang penuh kenikmatan karena berlimpahnya karunia Allah Swt..
Syawal, nama bulan kesepuluh ini artinya adalah "kebahagian", maknanya adalah kembalinya manusia ke dalam fitrah (kesucian), setelah menjalankan ibadah puasa, membayar zakat, serta saling bermaaf-an. Itulah saat yang paling membahagiakan.
Zulkaidah, nama bulan kesebelas ini berasal dari kata "zul" (pemilik) dan "Qaidah (duduk). Makna bagi bangsa Arab dahulu adalah masa mereka (kaum pria), beristirahat atau duduk-duduk santai di rumah.
Zulhijjah, nama bulan kedua belas ini artinya adalah "berhaji" . Diyakini bahwa banyak para nabi dengan ummatnya "berhaji" sesuai tuntunannya di masa itu, bersamaan dengan bulan ini.
Sedangkan nama-nama hari dalam kalender Hijriyah ada 7 yaitu;
· Ahad (satu)
· Itsnain (dua)
· Tsulasa (tiga)
· Arba’a (empat)
· Khamis (kelima)
· Jumuah (berhimpun)
· Sabtu (memotong)
Diantara hari yang tujuh itu, Allah Swt secara khusus mengutus malaikat turun ke bumi dan berada di pintu-pintu Masjid guna mencatat hamba-hamba Allah yang menunaikan sholat Jum’at/Jumuah,(saat sebelum khatib naik ke mimbar untuk berkhotbah).
Kemudian muncul pertanyaan berikutnya, "Kalender apakah yang digunakan umat Islam sebelum masa penetapan tahun Hijriyah, mengingat pentingnya menetapkan bulan Ramadhan (Syahrul Qur’an dan Syahrush Shiyam yaitu bulan diturunkannya ayat pertama dari Al Qur’an serta bulan diwajibkannya umat Islam menjalankan puasa). Hal ini tentu juga berdampak pada penetapan Iedul Fitri, demikian pula dengan penetapan Iedul Adha" yang juga menjadi pedoman sebagian ibadah ummat Islam.
Sebelum ditetapkannya tahun Hijriah, umat Islam sudah menggunakan penandaan tahun berdasar peristiwa-peristiwa penting yang terjadi, seperti ditetapkannya tahun "azan", yaitu saat disyariatkannya azan, serta tahun " wadha" (perpisahan), yaitu saat Nabi Muhammad Saw melakukan haji wada, atau haji perpisahan beliau dengan ummat Islam seluruhnya.
Penanggalan Arab Kuno juga sudah berpedoman pada peredaran bulan pada bumi kita, seperti kebiasaan hidup masyarakatnya yang sebagian besar merantau dan berniaga, namun tidak jelas bagaimana mengawalinya. Syair Arab Kuno menuliskan kejadian Nabi Nuh ditertawakan ummatnya, nabi Yusuf ditipu saudaranya, Nabi Isa diperdaya orang-orang Yahudi terjadi pada hari Sabtu (Sabath). Demikian pula pada hari Jum’at (Urubah) bangsa Arab Kuno meyakini sebagai hari terjadinya pernikahan Nabi Adam dengan Siti Hawa, Nabi Yusuf dengan Zulaika, serta nabi Sulaiman dengan Bilqis Ratul Sabak.
Dan kemudian memang terjadi peristiwa pernikahan Nabi Muhammad Saw, dengan Siti Chadijah pada hari Jum’at, bahkan Ali bin Abi Tahlib menikah dengan Fatimah juga pada hari Jum’at.
Saat Rosulullah megajak sahabatnya berhijrah dari Mekkah ke Madinah, beliau telah membeli dua ekor onta, yang tentu menimbulkan pertanyaan kepada para sahabat, yang seharusnya justru mereka merasa lebih layak membeli onta. Namun inilah bagian dari contoh dan keteladanan Nabi Muhammad Saw, yang menunjukkan bahwa setiap perjuangan memang membutuhkan pengorbanan.
Itulah petunjuk tentang tahun Hijriah yang dapat kami himpun sampai denga saat ini dari berbagai sumber, dengan harapan semoga informasi tersebut dapat mendorong kita untuk lebih bertaqwa kepada Allah Swt, serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad Saw, sehingga menjadi seorang hamba yang memperoleh keridhaanNya. Amien.
Source: buku pintar tentang Islam, Syamsul Rijai Hamid, http://darsanasetiawan.multiply.com/, http://omson.blogspot.com/
Minggu, 06 Januari 2008
TAFACKUR AWAL TAHUN
AL-I’TIRAAF
• Ya Allah hamba tidak pantas memasuki sorga Mu,
• Tetapi hamba tidak tahan terhadap siksa api neraka Mu.
• Karenanya berikanlah ampunan serta hapuskanlah dosa-dosa hamba,
• Karena sesungguhnya hanya Engkau Yang Maha Pengampun dan Yang Maha Agung.
•
• Dosa-dosa hamba bagaikan hamparan butiran pasir,
• Maka berikan ampunan Mu, wahai Yang Maha Agung
• Sementara usia hamba berkurang setiap hari,
• Sedang dosa-dosa hamba terus bertambah, bagaimana hamba bisa menanggungnya.
•
• Ya Allah hambaMu yang penuh maksiat datang bersimpuh kehadapanMu,
• Dengan menyadari dosa-dosanya, dan sangat berharap ampunanMu.
• Tetapi jika Kau tolak, maka kepada siapa hamba bisa berharap selain kepadaMu,
• Jika Kau ampuni, maka memang pantas Engkau melakukannya, karena memang Engkau Yang Maha Kuasa untuk memilih kepada hambaMu yang mana yang ingin Engkau beri ampunan.
•
• Astaghfirullah haladziim, ampuni segala dosa dan kesalahan hamba ya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
• Ya Allah hamba tidak pantas memasuki sorga Mu,
• Tetapi hamba tidak tahan terhadap siksa api neraka Mu.
• Karenanya berikanlah ampunan serta hapuskanlah dosa-dosa hamba,
• Karena sesungguhnya hanya Engkau Yang Maha Pengampun dan Yang Maha Agung.
•
• Dosa-dosa hamba bagaikan hamparan butiran pasir,
• Maka berikan ampunan Mu, wahai Yang Maha Agung
• Sementara usia hamba berkurang setiap hari,
• Sedang dosa-dosa hamba terus bertambah, bagaimana hamba bisa menanggungnya.
•
• Ya Allah hambaMu yang penuh maksiat datang bersimpuh kehadapanMu,
• Dengan menyadari dosa-dosanya, dan sangat berharap ampunanMu.
• Tetapi jika Kau tolak, maka kepada siapa hamba bisa berharap selain kepadaMu,
• Jika Kau ampuni, maka memang pantas Engkau melakukannya, karena memang Engkau Yang Maha Kuasa untuk memilih kepada hambaMu yang mana yang ingin Engkau beri ampunan.
•
• Astaghfirullah haladziim, ampuni segala dosa dan kesalahan hamba ya Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Amien.
Cijantoeng, 6 Januari 2007 bertepatan dengan 27 Dzulhijah 1428 H
Rabu, 02 Januari 2008
BENGAWAN SOLOku
Di dalam pesawat Sriwijaya Air menuju ke Solo hari minggu 30 Desember 2007 yang lalu, pramugari nan cantik menawarkan koran Media Indonesia, dan aku nikmati mengisi perjalanan dengan membacanya. Pada halaman 16 ada suatu tulisan yang bertajuk Bengawan Solo tulisan Gugun El Guyanie,Direktur Eksekutif Institut for Social Empowerment Yogyakarta yang mengilhami dan memberi kontribusi pengaruh pada tulisan saya yang berjudul BENGAWAN SOLOku.
Siapa diantara kita yang pernah mengenal kota Solo rasanya tak mungkin dapat dipungkiri mengenal Bengawan Solo, setidaknya melalui lagunya Gesang dengan judul yang sama. Esensi syair lagunya Gesang itu berkisah tentang Bengawan Solo, dan mampu menyiratkan peran sungai lebar (dalam bahasa Jawa disebut Bengawan) yang sangat dominan terhadap seluruh aspek kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat Jawa, terutama di sekitar aliran sungai tersebut.
Dapat dibayangkan betapa besarnya pengaruh budaya Jawa yang berpusat dari kraton Kasunanan Surokarto Hadiningrat menyebar ke segenap lapisan masyarakat bawah yang sebagian besar adalah petani, dengan ketergantungan tinggi terhadap irigasi dari Bengawan Solo. Karya monumental seni budaya Jawa mulai dari seni pedalangan Wayang Kulit maupun seni tari Wayang Orang, maupun tarian Jawa yang filosofistik dan lemah gemulai, melebar ke seni rupa sampai pada alur gerakan tangan canting-canting Batik, maupun ornamen estetis dari tarian Jawa yang melekat di dalam sisi kehidupan budaya yang sarat dengan nilai humanismenya. Titik kulminasinya terakumulasi pada reaksi masyarakat internasional yang menaruh perhatian khusus terhadap eksistensi budaya Jawa di Solo, sehingga melestarikannya melalui aktivitas akademik di berbagai studi seni pada beberapa Universitas di Eropa maupun AS bahkan juga Australia. Jepang tak mau ketinggalan membuka lembaran lama nostalgia mereka selama tiga setengah tahun berkuasa, ternyata terpesona dengan aktivitas budaya Jawa di seantero Bengawan Solo.
Pusaran pertumbuhan dan perkembangan budaya masyarakat marginal di tepian Bengawan mengalir pula pada sisi seni musiknya, selain melahirkan langgam keroncong, telah pula melahirkan kolaborasi musik gamelan Jawa dengan peralatan musikal elektrik yang dimotori oleh beberapa produsen Jepang seperti organ/keyboard Yamaha, dan hasil mutasinya adalah musik Campursari.
Akulturasi budaya barat dan timur (Jawa) ternyata telah memberi celah-celah peluang lahirnya kreativitas penciptaan dan pembawaan lagu-lagu Campursari. Trade-merk Waldjinah yang menjadi ikon Langgam Keroncong serta Didi Kempot sebagai ikon Campursari, mampu memberikan jaminan kondisi nyata tentang rasa bahagia, serta suka cita para pemeran serta dan penikmat bahkan peminat dari produk budaya adiluhung tersebut.
Namun pada hari senin, tanggal 31 Januari 2007, dalam perjalanan saya dari Kartosur0 ke Pracimantoro Wonogiri, saya terkejut bukan kepalang, bukan karena melihat bekas serta sisa-sisa kerusakan akibat banjir Bengawan Solo beberapa hari sebelumnya, akan tetapi sekaligus masih melihat beberapa luas wilayah di sekitar Bengawan Solo (Nggading kidul dan sekitarnya) yang masih terendam air luapan Bengawan Solo.
Sedih, campur haru yang terasa di hati ini, karena mereka tentu terhalang dalam berekpresi diri bernyanyi Campursari. Yang lebih menakutkan saya justru bukan itu akan tetapi, jangan-jangan dalam situasi berada di atas atap genting rumah mereka yang kebanjiran serta sambil menunggui rumah serta bagian dari kepemilikan yang tertinggal di dalam rumahnya, mereka justru terilhami untuk menciptakan suatu lagu tentang "BENGAWAN SOLOku saat banjir menyiksaku begini".
Rasanya cukup Gesang saja yang mengingatkan kita tentang arti penting kehidupan ekologis Bengawan Solo dengan syair lagunya "....air meluap sampai jauuuh....akhirnya ke...laut..."
Kalau toh muncul ciptaan lagu Campursari mudah-mudahan sebagai ekspresi saling mengingatkan diri betapa hidup ini memang harus menyatu dengan alam, seperti halnya munculnya sebuah gerak tarian yang saat saya masih kecil sering saya lihat dan masih saya ingat sampai saat ini. Tarian itu menggambarkan para gadis saat mencuci pakaian di tepi Bengawan "Solo", sambil menebar tawa canda bersama antar mereka, penuh ceria sukacita dan bahagia.
Tarian itu rupanya bagian dari kisah Joko Tarub yang sedang mengamati turunnya Bidadari yang sedang mandi (mudah-mudahan di bengawan Solo) akan tetapi lebih dari itu ide koreografi yang menterjemahkan kisah Joko Tarub tersebut juga memberikan pembelajaran kepada kita tentang alasan para Bidadari turun ke bumi, tidak lain karena alamnya yang memang indah, airnya bersih juga ekosistemnya memenuhi selera surgawi.
Patut disayangkan memang, cara-cara sang Joko Tarub di dalam meng-"Goal"-kan cita-cintanya mempersunting salah satu Bidadari dilakukan dengan cara ang tidak terpuji yaitu "mencuri selendang sang Bidadari".
Mudah-mudahan kisah budaya tersebut bukan yang mengilhami para pencuri Kayu, Pasir, Galian Tambang, serta seluruh kekayaan alam yang berakibat telah merusak ekosistem hutan/sungai/Bengawan, sehingga para Bidadari TIDAK LAGI BERSEDIA TURUN KE BUMI, bahkan juga TIDAK BERANI lagi mandi di "Bengawan Solo"ku.
Siapa diantara kita yang pernah mengenal kota Solo rasanya tak mungkin dapat dipungkiri mengenal Bengawan Solo, setidaknya melalui lagunya Gesang dengan judul yang sama. Esensi syair lagunya Gesang itu berkisah tentang Bengawan Solo, dan mampu menyiratkan peran sungai lebar (dalam bahasa Jawa disebut Bengawan) yang sangat dominan terhadap seluruh aspek kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat Jawa, terutama di sekitar aliran sungai tersebut.
Dapat dibayangkan betapa besarnya pengaruh budaya Jawa yang berpusat dari kraton Kasunanan Surokarto Hadiningrat menyebar ke segenap lapisan masyarakat bawah yang sebagian besar adalah petani, dengan ketergantungan tinggi terhadap irigasi dari Bengawan Solo. Karya monumental seni budaya Jawa mulai dari seni pedalangan Wayang Kulit maupun seni tari Wayang Orang, maupun tarian Jawa yang filosofistik dan lemah gemulai, melebar ke seni rupa sampai pada alur gerakan tangan canting-canting Batik, maupun ornamen estetis dari tarian Jawa yang melekat di dalam sisi kehidupan budaya yang sarat dengan nilai humanismenya. Titik kulminasinya terakumulasi pada reaksi masyarakat internasional yang menaruh perhatian khusus terhadap eksistensi budaya Jawa di Solo, sehingga melestarikannya melalui aktivitas akademik di berbagai studi seni pada beberapa Universitas di Eropa maupun AS bahkan juga Australia. Jepang tak mau ketinggalan membuka lembaran lama nostalgia mereka selama tiga setengah tahun berkuasa, ternyata terpesona dengan aktivitas budaya Jawa di seantero Bengawan Solo.
Pusaran pertumbuhan dan perkembangan budaya masyarakat marginal di tepian Bengawan mengalir pula pada sisi seni musiknya, selain melahirkan langgam keroncong, telah pula melahirkan kolaborasi musik gamelan Jawa dengan peralatan musikal elektrik yang dimotori oleh beberapa produsen Jepang seperti organ/keyboard Yamaha, dan hasil mutasinya adalah musik Campursari.
Akulturasi budaya barat dan timur (Jawa) ternyata telah memberi celah-celah peluang lahirnya kreativitas penciptaan dan pembawaan lagu-lagu Campursari. Trade-merk Waldjinah yang menjadi ikon Langgam Keroncong serta Didi Kempot sebagai ikon Campursari, mampu memberikan jaminan kondisi nyata tentang rasa bahagia, serta suka cita para pemeran serta dan penikmat bahkan peminat dari produk budaya adiluhung tersebut.
Namun pada hari senin, tanggal 31 Januari 2007, dalam perjalanan saya dari Kartosur0 ke Pracimantoro Wonogiri, saya terkejut bukan kepalang, bukan karena melihat bekas serta sisa-sisa kerusakan akibat banjir Bengawan Solo beberapa hari sebelumnya, akan tetapi sekaligus masih melihat beberapa luas wilayah di sekitar Bengawan Solo (Nggading kidul dan sekitarnya) yang masih terendam air luapan Bengawan Solo.
Sedih, campur haru yang terasa di hati ini, karena mereka tentu terhalang dalam berekpresi diri bernyanyi Campursari. Yang lebih menakutkan saya justru bukan itu akan tetapi, jangan-jangan dalam situasi berada di atas atap genting rumah mereka yang kebanjiran serta sambil menunggui rumah serta bagian dari kepemilikan yang tertinggal di dalam rumahnya, mereka justru terilhami untuk menciptakan suatu lagu tentang "BENGAWAN SOLOku saat banjir menyiksaku begini".
Rasanya cukup Gesang saja yang mengingatkan kita tentang arti penting kehidupan ekologis Bengawan Solo dengan syair lagunya "....air meluap sampai jauuuh....akhirnya ke...laut..."
Kalau toh muncul ciptaan lagu Campursari mudah-mudahan sebagai ekspresi saling mengingatkan diri betapa hidup ini memang harus menyatu dengan alam, seperti halnya munculnya sebuah gerak tarian yang saat saya masih kecil sering saya lihat dan masih saya ingat sampai saat ini. Tarian itu menggambarkan para gadis saat mencuci pakaian di tepi Bengawan "Solo", sambil menebar tawa canda bersama antar mereka, penuh ceria sukacita dan bahagia.
Tarian itu rupanya bagian dari kisah Joko Tarub yang sedang mengamati turunnya Bidadari yang sedang mandi (mudah-mudahan di bengawan Solo) akan tetapi lebih dari itu ide koreografi yang menterjemahkan kisah Joko Tarub tersebut juga memberikan pembelajaran kepada kita tentang alasan para Bidadari turun ke bumi, tidak lain karena alamnya yang memang indah, airnya bersih juga ekosistemnya memenuhi selera surgawi.
Patut disayangkan memang, cara-cara sang Joko Tarub di dalam meng-"Goal"-kan cita-cintanya mempersunting salah satu Bidadari dilakukan dengan cara ang tidak terpuji yaitu "mencuri selendang sang Bidadari".
Mudah-mudahan kisah budaya tersebut bukan yang mengilhami para pencuri Kayu, Pasir, Galian Tambang, serta seluruh kekayaan alam yang berakibat telah merusak ekosistem hutan/sungai/Bengawan, sehingga para Bidadari TIDAK LAGI BERSEDIA TURUN KE BUMI, bahkan juga TIDAK BERANI lagi mandi di "Bengawan Solo"ku.
Selasa, 01 Januari 2008
TAHUN BARUAN 2008 WONTEN SOLO
Dinten puniko tahun baru 1 Januari 2008, mbah Dar nembe wonten Surokarto Hadiningrat, saperlu nuweni kepenakkan ingkang nembe dados pinanganten inggih puniko Mas Ginjur alias tole Yan putranipun Dik mantri ingkang ongko kalih.
Hiburanipun wonten pawiwahan puniko mboten sanes inggih organ soho campursari khas Solo, biduanipun kalih estri tur ....waduh...kempling saestu.
Naliko biduan kekalih duet nembang "O...o.. kamu ketahuan pacaran lagi,...dengan si dia teman lamaku.." terus mikrofonnipun simbah ampil lajeng kaliyan jejogetan rame-rame,...simbah tumut nembang syairipun mekaten "Oo aku ketuaan jadi pacarmu, karena itu aku nggak berani terus menggodamu, lihat depanku ada istriku..." waaah poro tamu ingkang rawuh lajeng sami gumujeng, malah wonten ingkang ngacungaken jempolipun pratondo "kok wani yo wong ono bojone melu njoget".
Lha kulo inggih wantun kemawon lha wong ngungkuri biduanipun, cobi menawi madep nyawang biduanipun lajeng ngungkuri estri kulo.......rak lajeng siyos mblaheni saestu!.
O..o..... aku ora wani nglirik cah kuwi.....padahal ayuuuuu saestu biduanipun kolowau, nanging inggih emut sampun sepuh tur simbah.....(heling...heling...yo nggeer...wis uzuur)
Hiburanipun wonten pawiwahan puniko mboten sanes inggih organ soho campursari khas Solo, biduanipun kalih estri tur ....waduh...kempling saestu.
Naliko biduan kekalih duet nembang "O...o.. kamu ketahuan pacaran lagi,...dengan si dia teman lamaku.." terus mikrofonnipun simbah ampil lajeng kaliyan jejogetan rame-rame,...simbah tumut nembang syairipun mekaten "Oo aku ketuaan jadi pacarmu, karena itu aku nggak berani terus menggodamu, lihat depanku ada istriku..." waaah poro tamu ingkang rawuh lajeng sami gumujeng, malah wonten ingkang ngacungaken jempolipun pratondo "kok wani yo wong ono bojone melu njoget".
Lha kulo inggih wantun kemawon lha wong ngungkuri biduanipun, cobi menawi madep nyawang biduanipun lajeng ngungkuri estri kulo.......rak lajeng siyos mblaheni saestu!.
O..o..... aku ora wani nglirik cah kuwi.....padahal ayuuuuu saestu biduanipun kolowau, nanging inggih emut sampun sepuh tur simbah.....(heling...heling...yo nggeer...wis uzuur)
NAKALE BOCAH SEKOLAH
(Maaf,...Tulisan berikut sengaja tidak ditranslet ke Bahasa Indonesia, dengan maksud agar menjaga originalitas istilah yang sulit dicari padanannya, sesuai dengan situasi awal tahun enampuluhan).
Nek kelingan nakale bocah sekolah madrasah, Aku karo masku (Basuki) wis gak karu-karuan akehe. Suatu hari Pak Jalal (Guru Madrasahku) teko nang omahku ndek Jalan setasiun no. 4 Kediri, nakokne opo bocah loro (Basuki karo "Muhson" padahal jenengku Darsono) dipindahne neng pondok pesantren kok sesasi lawase gak mlebu-mlebu sekolah madrasah.
Lha Ibuku karo mbokPuh (Mbah putri) yo kuageet tenan, wong saben ndino (bengi) budal nyang madrasah Setono Gedong. Eeeee gak ngertiyo sangune ngaji ndek madrasah dingge nontok biskop ndek Wijaya, Garuda, Rex, Volta, terus biskupan ndek ngarepe Hotel Merdeka (iku opo jenenenge aku lali).
Mosok nontok biskop kok saben bengi ngantek sesasi alias 30 dino, opo tumon?. Tujokno Pak Jalal teko ndek omahku ngecek, lha nek gak dichek karo Gurune yok opo dadine,....yo nontok terusss... bablas anginee....
Wis, wis.....nakale bocah sekolah....gak enthek-enthek ONOK AE AKAL-AKALANE.
sumber : "muhson" alias darsono adikke Basuki tasiun (enak ae ngganti jenenge bocah, gak ngangge jenang abang pisan)
Nek kelingan nakale bocah sekolah madrasah, Aku karo masku (Basuki) wis gak karu-karuan akehe. Suatu hari Pak Jalal (Guru Madrasahku) teko nang omahku ndek Jalan setasiun no. 4 Kediri, nakokne opo bocah loro (Basuki karo "Muhson" padahal jenengku Darsono) dipindahne neng pondok pesantren kok sesasi lawase gak mlebu-mlebu sekolah madrasah.
Lha Ibuku karo mbokPuh (Mbah putri) yo kuageet tenan, wong saben ndino (bengi) budal nyang madrasah Setono Gedong. Eeeee gak ngertiyo sangune ngaji ndek madrasah dingge nontok biskop ndek Wijaya, Garuda, Rex, Volta, terus biskupan ndek ngarepe Hotel Merdeka (iku opo jenenenge aku lali).
Mosok nontok biskop kok saben bengi ngantek sesasi alias 30 dino, opo tumon?. Tujokno Pak Jalal teko ndek omahku ngecek, lha nek gak dichek karo Gurune yok opo dadine,....yo nontok terusss... bablas anginee....
Wis, wis.....nakale bocah sekolah....gak enthek-enthek ONOK AE AKAL-AKALANE.
sumber : "muhson" alias darsono adikke Basuki tasiun (enak ae ngganti jenenge bocah, gak ngangge jenang abang pisan)
Minggu, 30 Desember 2007
ADIL PADA DIRI SENDIRI
Pagi ini Minggu 30 Desember 2007, ada kuliah Subuh di TPI yang di nara-sumberi oleh Da'i Arif, Aa Rizal dan Dick Doang, dengan topik Adil mulai dari diri sendiri. Yang menarik selain memang adil itu harus dimulai dari diri kita sendiri, baru kemudian berharap ( melalui permohonan kepada Allah), agar kaum muslimin dan muslimat yang lain juga bisa berbuat adil. Sebenarnya hanya "Hati/Nurani/Qalbu" yang selalu mendekat serta berada dekat dengan Allah saja yang bisa berbuat adil pada dirinya sendiri, sehingga mampu menyinari/mempengaruhi kepada orang lain untuk berbuat adil. Dan Allah Maha Adil, karena akan memberikan hidayah kepada setiap hambaNya yang secara bersunguh-sungguh ingin berbuat adil, baik kepada dirinya sendiri maupun berbuat adil kepada orang lain. Oleh karenanya kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT.
Bahasan kuliah Subuh di atas akhirnya melebar pada implementasi filosofi keadilan di masyarakat, terutama pada sila pertama dari Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" tapi dilaksanakan dengan "Kesetanan Yang Luar Biasa", atau "Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" dilaksanakan dengan "Kedzaliman Sosial bagi manusia Indonesia".
Haaah...Saya memang terperangah sejenak, karena berita TV tak henti-hentinya selama seminggu ini memberitakan tentang musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi dimana-mana, dan menelan korban jiwa, harta maupun sarana prasarana yang juga tidak sedikit jumlahnya. Mengapa ini terjadi?, TIDAK LAIN KARENA MANUSIA TIDAK ADIL pada dirinya sendiri maupun KEPADA ALAM serta lingkungan sekitarnya. Pembalakkan besar-besaran hutan kita di Sumatera dan Kalimantan maupun di Papua yang tak (belum?)mampu kita hentikan, ternyata telah menjadi contoh (patron) bagi masyarakat kecil lainnya di seluruh tanah air, untuk melakukan hal yang sama yaitu membalak hutan!!!. Cilakak tenan, lha akibatnya lereng gunung gundul, erosi menggerus tanah bukit dan tanah longsor menimpa penduduk di bawahnya, sementara aliran air hujan menjadi liar, karena tak ada lagi akar-akar pohon yang menahan, dan akibatnya bajir bandang menenggelamkan sebagian besar pemukinan penduduk. Bayangkan kalau 50% kota Bojonegoro terendam air bah, luapan sungai Bengawan Solo, yang memang tak mampu lagi menampung debit air dari arah hulu di selatan, karena memang Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Ngawi bahkan Purwodadi, Grobogan juga kebanjiran. Di Solo, dulu ada suatu Kantor (Proyek) yang mengurusi keganasan Bengawan Solo, tapi tahun lalu Saya melihat alat-alat berat beserta seluruh sarana prasarana yang ada di Pabelan Solo itu, teronggok diaaaam seolah menertawakan kebodohan kita membuat suatu planing secara "menyeluruh" dalam jangka panjang.
Kita memang lebih pandai membicarakan ketidak-adilan yang dilakukan orang lain, dibanding mengorek ketidak adilan diri kita sendiri. Ibu saya berpesan "jangan suka menertawakan orang lain, sementara kamu tidak mampu menertawakan dirimu sendiri, yang sebenarnya lebih layak untuk ditertawakan". Suatu pesan mendalam yang penuh dengan esensi keadilan pada diri sendiri!. Astagfirullah hal adziem, ampuni aku hambaMu ya Allah yang selalu lalai berbuat adil pada diri sendiri.
Bahasan kuliah Subuh di atas akhirnya melebar pada implementasi filosofi keadilan di masyarakat, terutama pada sila pertama dari Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" tapi dilaksanakan dengan "Kesetanan Yang Luar Biasa", atau "Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" dilaksanakan dengan "Kedzaliman Sosial bagi manusia Indonesia".
Haaah...Saya memang terperangah sejenak, karena berita TV tak henti-hentinya selama seminggu ini memberitakan tentang musibah banjir dan tanah longsor yang terjadi dimana-mana, dan menelan korban jiwa, harta maupun sarana prasarana yang juga tidak sedikit jumlahnya. Mengapa ini terjadi?, TIDAK LAIN KARENA MANUSIA TIDAK ADIL pada dirinya sendiri maupun KEPADA ALAM serta lingkungan sekitarnya. Pembalakkan besar-besaran hutan kita di Sumatera dan Kalimantan maupun di Papua yang tak (belum?)mampu kita hentikan, ternyata telah menjadi contoh (patron) bagi masyarakat kecil lainnya di seluruh tanah air, untuk melakukan hal yang sama yaitu membalak hutan!!!. Cilakak tenan, lha akibatnya lereng gunung gundul, erosi menggerus tanah bukit dan tanah longsor menimpa penduduk di bawahnya, sementara aliran air hujan menjadi liar, karena tak ada lagi akar-akar pohon yang menahan, dan akibatnya bajir bandang menenggelamkan sebagian besar pemukinan penduduk. Bayangkan kalau 50% kota Bojonegoro terendam air bah, luapan sungai Bengawan Solo, yang memang tak mampu lagi menampung debit air dari arah hulu di selatan, karena memang Wonogiri, Sukoharjo, Solo, Ngawi bahkan Purwodadi, Grobogan juga kebanjiran. Di Solo, dulu ada suatu Kantor (Proyek) yang mengurusi keganasan Bengawan Solo, tapi tahun lalu Saya melihat alat-alat berat beserta seluruh sarana prasarana yang ada di Pabelan Solo itu, teronggok diaaaam seolah menertawakan kebodohan kita membuat suatu planing secara "menyeluruh" dalam jangka panjang.
Kita memang lebih pandai membicarakan ketidak-adilan yang dilakukan orang lain, dibanding mengorek ketidak adilan diri kita sendiri. Ibu saya berpesan "jangan suka menertawakan orang lain, sementara kamu tidak mampu menertawakan dirimu sendiri, yang sebenarnya lebih layak untuk ditertawakan". Suatu pesan mendalam yang penuh dengan esensi keadilan pada diri sendiri!. Astagfirullah hal adziem, ampuni aku hambaMu ya Allah yang selalu lalai berbuat adil pada diri sendiri.
Sabtu, 29 Desember 2007
PERSIK KEDIRI
Dari aku masih kecil (Sekolah Rakyat/SR), sudah menjadi suporter PERSIK, dari kipernya mulai SAMCUK, WARIS sampek kiper yang jago basket (Bocah Kemasan aku lali jenenge) terus nonton kalau PERSIK beraksi di Lapangan Bola Setono Bethek.
Ada alasan utama mengapa kalau PERSIK bertanding dengan Persatuan Sepakbola(PS) dari luar kota apalagi luar provinsi, aku mesti ikut nonton, karena rombongan tamu pasti menginap di Hotel RIS depan rumahku. Naaah sejak jam 03.00 sore aku sudah ada di Hotel RIS itu untuk berkenalan dengan para pemain asing..(..heeh luar kota maksudku)..yaaah sok kenalan atau sok akrab gitulah. Apa tujuannya?. Agar aku dipercaya membawa sepatu mereka atau bola mereka, dan sekaligus numpang naik bersama Bus (Bis) mereka, menuju ke Lapangan Bola.
Saat masuk ke lapangan melewati pintu khusus, (seringkali pundakku dipegang oleh pemain tamu yang sepatunya kubawa), dan .....aku bebaaaas masuk tanpa karcis.
Setelah serah terima sepatu atau bola, aku langsung lari menuju tempat nonton kesayanganku, yaitu di belakang salah satu Goal Pal (mistar gawang). Biasanya aku suka di Goal Pal sebelah utara, karena nanti kalau pulang bisa cepat menuju pintu keluar.
Pengin tahu alasannya mengapa pengin cepat keluar sesaat setelah peluit panjang dibunyikan wasit?. Karena aku takut dimarahi IBU, soalnya kalau nonton bola pasti nggak sholat Ashar dan sekaligus nggak mandi sore pada jadwalnya (jam 16.00).
Inilah kelemahanku saat kecil, nggak tahu strateginya nonton bola, padahal kalau waktunya di manaj (manajemen waktu) sebenarnya sholat Ashar dulu bisa-bisa saja, namun karena takut ketinggalan rombongan Bis Pemain tamu, jadinya sholat Ashar ditinggalkan. "Waduh dosa aku karo Gusti Allah,.....wis gak sholat Ashar disambleki karo Ibu, pancenne arek mBeling iku opo" ( waduh, aku berdosa dengan Allah SWT, sudah meninggalkan sholat Ashar, dimarahin oleh Ibu lagi, dasar anak bandel).
Tapi saat tidur malam aku dan kakakku (Mas Bas) yang sama-sama nonton bola dan sama-sama disambleki, saling cerita tentang permainan bola sore tadi, tentang SAMCUK yang sering menyelamatkan gawang PERSIK dari serangan musuh. Bola seperti apapun kerasnya ditendang lawan, selalu bisa ditepisnya, bahkan tendangan "dua belas pas" (penalty) bisa pula ditepisnya.
"Pancen SAMCUK kuipeer puinteer tenanan, gak enek tunggale maneh" (memang SAMCUK kiper yang benar-benar tangguh, dan nggak ada bandingannya lagi).
PERSIK, tahun 50-an sponsornya GAPERO (maaf kepanjangannya adalah Gabungan Perusahaan Rokok), karena sejak dulu kota Kediri memang banyak pabrik rokok, seperti TOKE (tokek) di samping Setono Bethek, Reco Pentung (yang di depan Gudang Uyah Kemasan), dan Gudang Garam waktu itu masih pabrik rokok kecil di Nggurah, timur kota Kediri.
"Pagere ae ndisik jik teko gedhek karo dicagakki pring, sakiki ojok takon maneh, lha wong pabrikke guedene wis gak karu-karuan"( Pagarnya saja dulu baru dari anyaman bambu yang ditopang batang bambu, namun sekarang jangan tanya lagi, habis pabrik /Gudang Garam sekarang, besarnya nggak kira-kira lagi).
Hidup PERSIK!! "Dadi PERSIK mania maneh rek, opo gak sueneng dadi arek nom maneh koyok ndisik" (Jadi PERSIK mania lagi nih, apa nggak seneng jadi muda lagi, seperti dulu).
Salam tekok aku, Darsono adikke Basuki tasiun.
Ada alasan utama mengapa kalau PERSIK bertanding dengan Persatuan Sepakbola(PS) dari luar kota apalagi luar provinsi, aku mesti ikut nonton, karena rombongan tamu pasti menginap di Hotel RIS depan rumahku. Naaah sejak jam 03.00 sore aku sudah ada di Hotel RIS itu untuk berkenalan dengan para pemain asing..(..heeh luar kota maksudku)..yaaah sok kenalan atau sok akrab gitulah. Apa tujuannya?. Agar aku dipercaya membawa sepatu mereka atau bola mereka, dan sekaligus numpang naik bersama Bus (Bis) mereka, menuju ke Lapangan Bola.
Saat masuk ke lapangan melewati pintu khusus, (seringkali pundakku dipegang oleh pemain tamu yang sepatunya kubawa), dan .....aku bebaaaas masuk tanpa karcis.
Setelah serah terima sepatu atau bola, aku langsung lari menuju tempat nonton kesayanganku, yaitu di belakang salah satu Goal Pal (mistar gawang). Biasanya aku suka di Goal Pal sebelah utara, karena nanti kalau pulang bisa cepat menuju pintu keluar.
Pengin tahu alasannya mengapa pengin cepat keluar sesaat setelah peluit panjang dibunyikan wasit?. Karena aku takut dimarahi IBU, soalnya kalau nonton bola pasti nggak sholat Ashar dan sekaligus nggak mandi sore pada jadwalnya (jam 16.00).
Inilah kelemahanku saat kecil, nggak tahu strateginya nonton bola, padahal kalau waktunya di manaj (manajemen waktu) sebenarnya sholat Ashar dulu bisa-bisa saja, namun karena takut ketinggalan rombongan Bis Pemain tamu, jadinya sholat Ashar ditinggalkan. "Waduh dosa aku karo Gusti Allah,.....wis gak sholat Ashar disambleki karo Ibu, pancenne arek mBeling iku opo" ( waduh, aku berdosa dengan Allah SWT, sudah meninggalkan sholat Ashar, dimarahin oleh Ibu lagi, dasar anak bandel).
Tapi saat tidur malam aku dan kakakku (Mas Bas) yang sama-sama nonton bola dan sama-sama disambleki, saling cerita tentang permainan bola sore tadi, tentang SAMCUK yang sering menyelamatkan gawang PERSIK dari serangan musuh. Bola seperti apapun kerasnya ditendang lawan, selalu bisa ditepisnya, bahkan tendangan "dua belas pas" (penalty) bisa pula ditepisnya.
"Pancen SAMCUK kuipeer puinteer tenanan, gak enek tunggale maneh" (memang SAMCUK kiper yang benar-benar tangguh, dan nggak ada bandingannya lagi).
PERSIK, tahun 50-an sponsornya GAPERO (maaf kepanjangannya adalah Gabungan Perusahaan Rokok), karena sejak dulu kota Kediri memang banyak pabrik rokok, seperti TOKE (tokek) di samping Setono Bethek, Reco Pentung (yang di depan Gudang Uyah Kemasan), dan Gudang Garam waktu itu masih pabrik rokok kecil di Nggurah, timur kota Kediri.
"Pagere ae ndisik jik teko gedhek karo dicagakki pring, sakiki ojok takon maneh, lha wong pabrikke guedene wis gak karu-karuan"( Pagarnya saja dulu baru dari anyaman bambu yang ditopang batang bambu, namun sekarang jangan tanya lagi, habis pabrik /Gudang Garam sekarang, besarnya nggak kira-kira lagi).
Hidup PERSIK!! "Dadi PERSIK mania maneh rek, opo gak sueneng dadi arek nom maneh koyok ndisik" (Jadi PERSIK mania lagi nih, apa nggak seneng jadi muda lagi, seperti dulu).
Salam tekok aku, Darsono adikke Basuki tasiun.
Selasa, 25 Desember 2007
CERDAS DI KELAS SUKSES DI MASYARAKAT
Seringkali kita bingung dengan realita adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (biasa-biasa saja saat belajar di sekolah) tapi ternyata kemudian hidupnya justru sukses, bahkan lebih sukses dari teman-teman sekelas (maupun satu sekolahnya) yang lebih cerdas, dan sebaliknya.
Berikut disampaikan sebuah nukilan tulisan tentang SUKSES dan CERDAS, untuk lebih memahami permasalahannya.Paling tidak ada dua alasan mengapa kebingungan seperti di atas terjadi.
Pertama, kecerdasan memang bukan satu-satunya unsur yang menjamin seseorang itu sukses.
Berikut disampaikan sebuah nukilan tulisan tentang SUKSES dan CERDAS, untuk lebih memahami permasalahannya.Paling tidak ada dua alasan mengapa kebingungan seperti di atas terjadi.
Pertama, kecerdasan memang bukan satu-satunya unsur yang menjamin seseorang itu sukses.
John Wareham (1992), mengatakan ada sepuluh unsur pokok untuk menjadikan seorang eksekutif sukses yaitu:(1) kemampuan menampilkan "persona" (topeng) diri yang tepat, (2) kemampuan mengelola energi diri yang baik, (3) kejelasan dan kesehatan sistem nilai pribadi dan kontrak-kontrak batin, (4) kejelasan sasaran-sasaran hidup yang tersurat maupun yang tersirat, (5) kecerdasan yang memadai (dalam arti penalaran), (6) adanya kebiasaaan kerja yang baik, (7) keterampilan antarmanusia yang baik, (8) kemampuan adaptasi dan kedewasaan emosional, (9) pola kepribadian yang tepat dengan tuntutan pekerjaan, dan (10) kesesuaian tahap dan arah kehidupan dengan espektasi gaya hidup.
Dale Carnegie (1889-1955), tidak menyebutkan secara tertulis bahwa kecerdasan merupakan elemen pendukung keberhasilan seseorang. Menurutnya,ada sepuluh kualitas yang dibutuhkan seseorang untuk sukses, yaitu:(1) rasa percaya diri yang berlandaskan konsep diri yang sehat, (2) keterampilan berkomunikasi yang baik, (3) keterampilan antarmanusia yang baik, (4) kemampuan memimpin diri sendiri dan orang lain, (5) sikap positif terhadap orang, kerja, dan diri sendiri, (6) keterampilan menjual ide dan gagasan, (7) kemampuan mengingat yang baik, (8) kemampuan mengatasi masalah, stres, dan kekuatiran, (9) antusiasme yang menyala-nyala, dan (10) wawasan hidup yang luas.Sekarang menjadi lebih jelas bahwa kecerdasan, ( yang biasanya diukur dengan skala IQ), memang bukan elemen tunggal atau satu-satunya jalan menuju sukses.
Kedua: Seringkali kecerdasan diartikan secara sempit, yaitu hanya berkaitan dengan daya ingat, logika, atau penalaran.
Dr. John Elliot, seorang profesor pendidikan pada jurusan pengembangan (kecerdasan) manusia dari Maryland University, dalam seminar pada bulan April 1993 di Jakarta, membahas adanya tujuh macam kecerdasan yaitu: 1. Kecerdasan Fisikal: Kecerdasan ini tampil dalam bentuk kinerja (performance) fisik manusia, seperti pada diri atlet umpamanya. Mereka yang unggul dalam kecerdasan fisikal ini mampu mendayagunakan fisik mereka pada taraf yang mengherankan pada orang-orang biasa. Olahragawan, pelukis, pengukir, penulis indah, pemain sirkus, dan penari adalah kelompok-kelompok manusia yang cerdas fisiknya. 2. Kecerdasan Ruang-Waktu: Kecerdasan ini membuat seseorang selalu sadar akan posisi relatifnya dalam koordinat ruang-waktu. Orang yang tidak cerdas ruang, tetap bingung akan jalan-jalan di Jakarta, walaupun sudah puluhan tahun tinggal di Jakarta. Orang yang tersesat, yakni orang yang mengalami disorientasi ruang, termasuk pula pada golongan tak cerdas ruang. Sebaliknya pilot, nakhoda, penyelam, penjelajah alam, pemain bulu tangkis, adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan ruang yang tinggi. Demikian juga arsitek, insinyur, ahli geometri, fisikawan dan sejarawan. 3. Kecerdasan Penalaran: Inilah kecerdasan yang secara umum dikenal luas sebagai kecerdasan. Orang ini mampu memahami relasi antarbagian dalam realitas yang disadarinya dan karena itu ia produktif membuat kesimpulan-kesimpulan. Kecerdasan macam ini juga termasuk kemampuan berpikir logis dan matematis.
4. Kecerdasan Verbal: Anak kecil yang sudah pandai berceloteh dan memiliki vocabulary yang mengherankan pastilah cerdas secara verbal. Orang-orang yang cari makan denganmengandalkan kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara, instruktur, orator, master of ceremony, penyiar radio, komentator olahraga, termasuk penulis, reporter, dan penyiar adalah golongan orang-orang cerdas verbal. Orang-orang ini mampu mengekspresikan diri, pikiran, dan perasaannya lewat rangkaian kata-kata. 5. Kecerdasan Sosial: Orang yang cerdas secara sosial seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat. Dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan termasuk memimpin orang lain. Konflik antarpribadi, pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya, banyak berpangkal pada ketakcerdasan sosial yang bersangkutan. 6. Kecerdasan Musikal: Kecerdasan ini membuat seseorang mampu memahami, menghayati, dan mengekspresikan nada, irama, dan suara dalam bentuk musikal yang estetik. Musikus dalam segala bentuknya, termasuk seniman pada umumnya, tentulah termasuk kaum cerdas musikal. 7. Kecerdasan Etis-Spiritual: Orang cerdas di bidang ini mampu mengerti hal ikhwal spiritual. Tidak saja dalam pengertian bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih pada kemampuannya menampilkan sikap dan praktik hidup yang harmonis dengan nilai-nilai fundamental yang secara tajam diketahuinya. Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam, dan mata hatinya awas dalam membedakan apa yang baik dari yang tidak baik, dan membedakan apa yang baik, yang terbaik, dan yang sempurna. Orang yang unggul di bidang ini pada akhirnya menampilkan diri sebagai pribadi yang bijak bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.Menurut Prof. Elliot, semua manusia memiliki ketujuh macam kecerdasan ini dengan kombinasi kualitas yang berbedauntuk setiap orangnya. Dengan demikian mudah dipahami adanya kenyataan yang kita lihat seperti orang yang lemah di Ilmu Pasti (Stereometri, Goneometri) tapi memiliki kecerdasan musikal yang tinggi, dosen jenius di jurusan matematika ternyata banyak juga yang agagal dalam menhantarkan mahsiswanya, karena lemah dalam human aproach dan lemah pula metodologinya.Namun ada pula orang yang multi cerdas: pintar bergaul, jenius fisika,kimia,biologi,matematika, piawai main biola, luhur budi pekerti, olahragawan sukses, serta canggih pula dalam mengajar.
4. Kecerdasan Verbal: Anak kecil yang sudah pandai berceloteh dan memiliki vocabulary yang mengherankan pastilah cerdas secara verbal. Orang-orang yang cari makan denganmengandalkan kepiawaian mulutnya, seperti guru, pengacara, instruktur, orator, master of ceremony, penyiar radio, komentator olahraga, termasuk penulis, reporter, dan penyiar adalah golongan orang-orang cerdas verbal. Orang-orang ini mampu mengekspresikan diri, pikiran, dan perasaannya lewat rangkaian kata-kata. 5. Kecerdasan Sosial: Orang yang cerdas secara sosial seolah-olah mampu membaca orang dengan akurat. Dan bisa mengetahui persis apa isi hati, suasana hati, dan keinginan orang lain. Karena itu, ia dapat dengan mudah menyesuaikan diri, mengambil hati, mempengaruhi, dan termasuk memimpin orang lain. Konflik antarpribadi, pertengkaran, ketakharmonisan hubungan, dan semacamnya, banyak berpangkal pada ketakcerdasan sosial yang bersangkutan. 6. Kecerdasan Musikal: Kecerdasan ini membuat seseorang mampu memahami, menghayati, dan mengekspresikan nada, irama, dan suara dalam bentuk musikal yang estetik. Musikus dalam segala bentuknya, termasuk seniman pada umumnya, tentulah termasuk kaum cerdas musikal. 7. Kecerdasan Etis-Spiritual: Orang cerdas di bidang ini mampu mengerti hal ikhwal spiritual. Tidak saja dalam pengertian bahwa ia memahami dunia spiritual, tapi lebih pada kemampuannya menampilkan sikap dan praktik hidup yang harmonis dengan nilai-nilai fundamental yang secara tajam diketahuinya. Hati nuraninya bening, suara batinnya tajam, dan mata hatinya awas dalam membedakan apa yang baik dari yang tidak baik, dan membedakan apa yang baik, yang terbaik, dan yang sempurna. Orang yang unggul di bidang ini pada akhirnya menampilkan diri sebagai pribadi yang bijak bestari, penuh hikmat, agung, dan berwibawa.Menurut Prof. Elliot, semua manusia memiliki ketujuh macam kecerdasan ini dengan kombinasi kualitas yang berbedauntuk setiap orangnya. Dengan demikian mudah dipahami adanya kenyataan yang kita lihat seperti orang yang lemah di Ilmu Pasti (Stereometri, Goneometri) tapi memiliki kecerdasan musikal yang tinggi, dosen jenius di jurusan matematika ternyata banyak juga yang agagal dalam menhantarkan mahsiswanya, karena lemah dalam human aproach dan lemah pula metodologinya.Namun ada pula orang yang multi cerdas: pintar bergaul, jenius fisika,kimia,biologi,matematika, piawai main biola, luhur budi pekerti, olahragawan sukses, serta canggih pula dalam mengajar.
Teman sekolah saya di SMP seorang perempuan, juara kelas dengan nilai mata pelajaran tertinggi, sekaligus olahragawan Volly yang sukses, supel, ramah, santun, banyak teman dan anak orang berada pula. Namun kehidupan ke depannya terdengar belum sukses dalam berumah tangga.
Albert Einstein, konon termasuk contoh dalam kategori orang yang sukses hampir disemua unsur kecedasan.
Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu elemen kunci untuk keberhasilan seseorang, karena dengan potensi kecerdasan tersebut, dirinya memiliki kompetensi untuk mengenal strategi dan teritori permainan diri kita sendiri, mitra tanding kita, aturan permainan dari karir kita, serta jebakan-jebakan kompetisi dengan rival kita.
Oleh karenanya untuk sukses tetaplah diperlukan kecerdasan dalam pengaturan strategi permainan yang membawa kita kepada kemenangan akhir meraih ”goal” yang dicita-citakan.
Namun hendaknya perlu diingat, kecerdasan bukanlah segala-segalanya. Masih ada hal-hal lain yang bukan termasuk kategori kecerdasan pada daftar dari Wareham dan Carnegie seperti yang diuraikan di atas.
Jadi kalau kita sekarang mengevaluasi kecerdasan dan kesuksessan teman sekelas kita, maka mualilah kita sadari bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk meraih sukses. Darsana Setiawan, (1999), mengungkapkan ciri orang sukses ditandai dengan tingginya tingkat Spriritual Quation-nya(SQ), dan hal ini sekaligus merupakan puncak piramida, sebagai gambaran sukses seseorang. Namun bagaimanapun juga, puncak piramida tersebut hanya dapat terwujud manakala ditopang oleh empat tiang penyangga yaitu:
1. Intelektual Quation (IQ),
2. Emotional Quation (EQ)-nya Daniel Goleman
3. Adversity Quation (AQ)
4. Creativity Quation (CQ).
Social Quation yang sering kita dengar, sebenarnya merupakan defraksi dari tiga elemen pendukung puncak piramida tersebut. Tanpa Daya juang yang gigih, tanpa kreativitas dalam pengaturan strategi meraih sukses, seseorang tidak akan sukses hanya dengan kecerdasan intelektual dan emosionalnya saja.
Silahkan mendeskripsi isi pikiran anda tentang keberadaan anda saat di sekolah dulu, dengan teman alumni satu sekolah yang telah sukses di kehidupan nyata saat ini. Namun ada yang jauh lebih penting dari itu semua yaitu ; sukses sebenarnya juga suatu anugerah dari Tuhan.
Mudah-mudahan anda termasuk hamba Tuhan yang pandai mensyukuri nikmat, karena banyaknya nikmat Tuhan yang telah anda terima sampai saat ini. Amien.
Albert Einstein, konon termasuk contoh dalam kategori orang yang sukses hampir disemua unsur kecedasan.
Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu elemen kunci untuk keberhasilan seseorang, karena dengan potensi kecerdasan tersebut, dirinya memiliki kompetensi untuk mengenal strategi dan teritori permainan diri kita sendiri, mitra tanding kita, aturan permainan dari karir kita, serta jebakan-jebakan kompetisi dengan rival kita.
Oleh karenanya untuk sukses tetaplah diperlukan kecerdasan dalam pengaturan strategi permainan yang membawa kita kepada kemenangan akhir meraih ”goal” yang dicita-citakan.
Namun hendaknya perlu diingat, kecerdasan bukanlah segala-segalanya. Masih ada hal-hal lain yang bukan termasuk kategori kecerdasan pada daftar dari Wareham dan Carnegie seperti yang diuraikan di atas.
Jadi kalau kita sekarang mengevaluasi kecerdasan dan kesuksessan teman sekelas kita, maka mualilah kita sadari bahwa kecerdasan intelektual saja tidak cukup untuk meraih sukses. Darsana Setiawan, (1999), mengungkapkan ciri orang sukses ditandai dengan tingginya tingkat Spriritual Quation-nya(SQ), dan hal ini sekaligus merupakan puncak piramida, sebagai gambaran sukses seseorang. Namun bagaimanapun juga, puncak piramida tersebut hanya dapat terwujud manakala ditopang oleh empat tiang penyangga yaitu:
1. Intelektual Quation (IQ),
2. Emotional Quation (EQ)-nya Daniel Goleman
3. Adversity Quation (AQ)
4. Creativity Quation (CQ).
Social Quation yang sering kita dengar, sebenarnya merupakan defraksi dari tiga elemen pendukung puncak piramida tersebut. Tanpa Daya juang yang gigih, tanpa kreativitas dalam pengaturan strategi meraih sukses, seseorang tidak akan sukses hanya dengan kecerdasan intelektual dan emosionalnya saja.
Silahkan mendeskripsi isi pikiran anda tentang keberadaan anda saat di sekolah dulu, dengan teman alumni satu sekolah yang telah sukses di kehidupan nyata saat ini. Namun ada yang jauh lebih penting dari itu semua yaitu ; sukses sebenarnya juga suatu anugerah dari Tuhan.
Mudah-mudahan anda termasuk hamba Tuhan yang pandai mensyukuri nikmat, karena banyaknya nikmat Tuhan yang telah anda terima sampai saat ini. Amien.
source : Jansen H Sinamo, Daniel Goleman, D Chopra, Soedarsono S.Darsana Setiawan
ONDO OMAH*

Tiada yang diucapkan tentang keluarga kita selain Kebaikan, tiada yang ditiru selain Kemuliaan, tiada yang diperbincangkan selain Kehormatan.
Pastikan rumah tangga kita menjadi rumah tangga yang ahli sujud, ahli taat yang menghiasi dirinya dengan Zikrullah, dan rumah tangga yang selalu rindu untuk meng-utuhkan kemuliaan hidup di dunia, terutama meng-utuhkan kemualiaan di hadapan
Allah SWT, kelak di surga.
source : Aa'Gym
*Ondo Omah (terjemahan bebas bahasa ibu saya "Jawa" dari kata Rumah Tangga)
Rabu, 12 Desember 2007
BURUNG...KU

Sebenarnya aku kurang begitu hobby memelihara burung, walaupun waktu kecil sering membeli burung pipit coklat yang bagian kepalanya berbuku bintik putih atau seluruh bagian kepala berbulu putih(emprit teking atau emprit kaji). Burung Gelatik juga sering aku beli dan coba memeliharanya.
Para penangkap burung menggunakan jaring besar sehingga sekaligus dapat menangkap burung pipit sekitar ratusan ekor. Eyang kakungku (mBah Harjo) sering membelikan aku burung puter untuk diternak sampai banyak, dan bunyinya serta gayanya saat manggung memang merdu dan menyenangkan.
Beberapa bulan lalu sebelum PAUD Tumbuhkembang dibuka, burung Beo-ku yang pandai mengoceh termasuk "asalamualaikaum" dan "Indonesia tanah airku", mati. Sedikit kecewa tapi yaaaaah mau diapain lagi. Burung perkututku masih suka manggung setiap jam 11 siang sambil mantuk-mantuk (mengangguk-anggukkan kepalanya), namun burung puterku kalau manggung malah kepalanya nggak bergerak...kan terbalik? tapi ini bener lho.
Setelah tua aku senang menyanyi burung "Cucak rowo"...Kucoba-coba melempar manggis....manggis kulempar mangga kudapat...........he...he..maunya sich gitu....
Senin, 10 Desember 2007
ANAK-ANAK LELAKIKU
TEMAN SEKOLAH (SMP NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 1 KEDIRI)
LAGU KENANGAN DI SOLO 1975
DADDY'S HOME
Shep & The Limelites
You're my love you're my angel
You're my love you're my angel
You're the girl of my dreams
I'd like to thank you for waiting patiently
Daddy's home your daddy's home to stay
How I've waited for this moment
To be by your side
Your best friend wrote and told me
You had teardrops in your eyes
Daddy's home your daddy's home to stay
It wasn't on a sunday (monday and tuesday went by)
It wasn't on a tuesday afternoon (all I could do was cry)
But I made a promise that you treasured
I made it back home to you
How I've waited for this moment
To be by your side Your best friend wrote and told me
You had teardrops in your eyes
Daddy's home your daddy's home to stay
Daddy's home to stay I'm not a thousand miles away
Daddy's home to stay
I'm gonna be here come what may
Daddy's home to stay......
FOTO : KEKE (cucu pertamaku dari anak pertamaku Lia)
Pengantar
Weblog ini disiapkan untuk menjalin komunikasi virtual dengan semua pihak yang bersedia berbagi untuk PEMBERDAYAAN MASA DEPAN ANAK BANGSA.
Mungkin kinerja "PIKIRAN" itulah yang dapat disumbangkan untuk menghantarkan orang lain mencapai derajat INSAN (menjadi manusia yang seutuhnya) CERDAS (dalam menhadapi semua tantangan kehidupannya) dan KOMPETITIF (mampu memenangkan setiap event persaingan terbuka)
Langganan:
Postingan (Atom)
CALON ASTRONOM
ICHA cucu keduaku dari anak pertamaku Lia