Informasi-Komunikasi dan Teknologi memfasilitasi kita untuk saling berbagi makna kehidupan. Pengelola dapat dihubungi melalui e-mail : darssetia@yahoo.co.id
Rabu, 30 Juli 2008 peristiwa bertemunya dua saudara pengelola blog ini http://www.omson.blogspot.com/ dengan Mas Mohtar Basuki http://sekarbawono.blogspot.com/ di Surabaya.
Dengan menjadikan Tuhan sebagai tujuan akhir dari setiap langkah aktivitas kehidupan kita, maka sejak saat itulah hidup dan kehidupan kita terbebas dari belenggu kehampaan spiritual, karena kehadiran Sang Mahahadir dan Mahamutlak. Keyakinan dan perasaan akan kemahahadiran Tuhan inilah yang akan memberikan kekuatan, pengendalian dan sekaligus kedamaian hati seorang hamba Tuhan, sehingga dirinya tetap mampu bertahan di dalam pusaran orbit Illahiah serta terbebas dari orbit alamiah yang tidak pernah nampak jelas akhir pencapaiannya. Sangat mungkin hal ini merupakan awal dari pengembaraan setiap hamba, di dalam upaya mengenal sisi dimensional bathinnya sendiri, sehingga terhindar dari keterasingan diri pribadi maupun keterasingan dengan Tuhannya.(Kutipan dari : Psikologi Ibadah, Komaruddin Hadayat,Serambi,2008-halaman 141-142) Selamat menjalankan ibadah Shaum di bulan Ramadhan,Mohon Maaf atas segala kesalahan. Semoga Allah SWT meridhoi ibadah kita. Amien.
TEMU KANGEN
mangan ora mangan ngumpul (kalau dulu masih kecil ngompol), Mas Basuki & OmSON
DENGERIN LAGU DULU AHHH...
IKUT MEJENG AH...
Perjalanan muhibah awal tahun 2008
PENGUNJUNG BLOG
JAM BERAPA SEKARANG?
KEJUJURAN VS KEKUASAAN
Saya terkejut membaca http://menkokesra.go.id/ yaitu website resmi menkokesra pada tanggal 6 April 2008, yang memuat DIALOG ANTARA KEPALA DESA KARANGGAYAM BANYUMAS (Bp.Karsidi) DENGAN MENDIKNAS (Bp. Prof.DR. Bambang Sudibyo), DI FORUM NASIONAL YANG BERTEMPAT DI ASRAMA HAJI DONOUDAN BOYOLALI SOLO. "Malu aku menulisnya disini" ......"dan pagi ini 28 April 2008 saat aku berada di kota Solo, aku coba membuka situs http://www.menkokesra.go.id/ ternyata berita tanggal 6 April 2008 TIDAK DIMUAT LAGI...."..... mudah-mudahan ada copynya di redaksi.
Tapi suatu saat nanti saya harus menulisnya, demi HATI NURANI. Tunggu saja ya.... Dan tibalah saatnya saya menampilkan "copy" lengkap berita tersebut dari sumber aslinya yaitu http://menkokesra.go.id dalam suatu judul tulisan KRITIK vs KRITIK.
Selamat Menikmati, dan mungkin ikut mengkomentari!.
ULANG TAHUN Mbak LIA
1 April adalah hari Ulang Tahun anak Pertamaku WIENDA APRILIA SETIAWAN (yang sedang berada di Nedherland). Selamat Ulang Tahun ananda, Semoga Allah senantiasa memberikan Rahmat dan HidayahNya agar engkau tetap menjadi hambaNya yang selalu dan selalu mencintai Illahirobbi. Amien. Ya Allah Ya Robbi berkahilah hambaMu yang senantiasa mencari dan mendambakan kasihMu, dengan Maha Kasih serta Maha sayangMu. Ya Allah, ampunilah kami hambaMu yang dhoif dan penuh dengan kekurangan ini, dan ijinkan kami untuk tetap mencintaiMu sampai akhir hayat kami tiba, untuk menghadapMu dan menyatu dengan cintaMU.
KA'BAH
Ka'bah kiblat kita bersujud diharibaan Allah
WISUDA SARJANA & DIES NATALIS XLVIII UNIVERSITAS Prof. DR. MOESTOPO (Beragama)
Mas Ade (Mono) tanggal 1 April 2008 bertempat di JHCC Jakarta, diwisuda menjadi Sarjana Sosial Bidang Sosial Politik dengan Kekhusussan Hubungan Internasional, yang menulis Skripsinya tentang PERANAN VOA BAGI KEPENTINGAN AS DI INDONESIA. Selamat dan Sukses!.
PENCARIAN dan PERJALANAN PANJANG
Manusia mampu menangkap seluruh fenomena alam dengan panca indera pada jasadnya serta akal pikiran yang melekat di dalamnya. Ada kebesaran, keajaiban, keindahan bahkan berbagai perubahan yang tidak pernah berhenti berubah. Namun perjalanan hidup setiap hamba Tuhan dengan pancaindera dan akal pikirannya belum tentu mampu melewati KEHIDUPAN HAKIKI. Lebih sering perjalanan seseorang barulah HIDUP DALAM KEHIDUPAN MATERI, yang memang mampu menjawab kebesaran diri, ke-ajaib-an visual, dan keindahan fantasi sorgawi. KEHIDUPAN HAKIKI memang bisa dicapai dengan AMAL SOLEH, namun hanya satu loket yang bisa dilewati untuk menggapainya, yaitu HATI NURANI. Begitu strategik-nya posisi HATI NURANI, sehinggaSang Maha Kuasamemberikan identivikasi sifatNya melaluiPRASANGKA HATI NURANI.Oleh karena itu diperlukan bekal keyaqinan untuk menuju loket yang melayani tiket perjalanan panjang ke hadapanSang Maha Pengasih. Hanya sayangnya, tidak semua memahami bahwa perjalanan panjang itu tak cukup dibekali dengan i'lmun yaqin (keyakinan ilmiah/logic-matematic-linguistic) dan ainul yaqin(keyakinan factual) dari belahan otak kiri (Cerebrum sinister) semata,akan tetapi terlebih penting justruhaqqul yaqin(keyakinan kebenaran adanya SANG PENGGENGGAM SELURUH ALAM KEHIDUPAN) . Semoga hanya prasangka kebenaran dan kebaikan yang ada dalam nurani, sehingga perjalanan panjang menuju Yang Maha Pengasih dan Penyayang, menjadi suatu wisata nurani yang mengasyikkan serta menyenangkan, karena bekal kita dilengkapi dengankeichlasan. Silahkan berprasangka tentang Tuhan, karena memang Tuhan seperti yang diprasangkakan hambaNya.
SHOLAT IED
Dulu sebelum lapangan Setono Bethek Kediri dibangun jadi Pasar, maka sholat Ied (Iedul Fitri maupun Iedul Adha) bertempat disitu. Sejak kecil almarhumah Ibuku (Hj.Srie Syamsulhady) mengajakku bersma Mas Mochtar Basuki, sholat di lapangan itu. Namun setelah ada bangunan pasar, sholat Ied dialihkan ke Lapangan Brawijaya, tempatnya PERSIK unjuk prestasi bermain bola. Betapa indahnya pemandangan hati ini, manakala bisa khusyu memadu hati dengan Allah SWT, dimanapun tempatnya. Di Masjid atau di Mushola, di Lapangan sekalipun ok-ok saja selama ikhlas dan khusyu'. Alhamdulillah.
KELINGAN (TER-INGAT)
Pak Hadi Guru menggambar di SMP N 1 Kediri tahun 1964 memberi tugas menggambar bebas 2 jam pelajaran, di luar kelas. Aku memilih menggambar di lapangan volly halaman depan sekolah (sekaligus pas depan kelas III D). Lha ndilalah kersaning Allah, ada ibu guru OR baru, cantik lagi, sedang mengajar OR Volly. Tak gambar sisan....Saking senengnya, aku komentari mereka yang main volly....Tahu hasilnya?...Aku dipanggil oleh pak Hadi dan dinasehati agar jangan mengganggu ibu Guru OR yang cantik itu. Waaah saat itu aku rasanya pengin juga ya, kelak kalau punya istri Guru OR yang lebih cantiiik gitu. Balas dendam ....ning ora keturutan.Yaaah namanya juga anak SMP, maklumlaah...
KENANGAN MASA LALOE
bentangan sawah yang mengingatkan masa kecilku saat berada di pingir tangkis kali Brantas Desa Juwet Ngronggot . Nama daerahnya sama dengan kondisi masyarakatnya yaitu Minggiran (artinya yang terpinggirkan, karena kekurangberdayaan pada kompetensi diri melalui pendidikan). ENAMPULUH TIGA tahun negeri ini "merdeka" dan kondisi mereka saat ini ternyata tetap TERPINGGIRKAN, karena rendahnya jangkauan serta layanan pendidikan,apalagi yang berkualitas tinggi?.
KENANGAN SENJA DI KAIMANA
Waktu Alvian dan Rahmat Kartolo lagi ngetop di blantika musik tanah air, sempat melakukan roadshow ke Kediri. Pertunjukkan dilaksanakan di Gedung bioskop REX, kidul Sumur bor atau Pandean. Saat itu aku masih di SMP, jadi ya...belum punya duit untuk beli karcis nonton, bisanya dan bangganya ya kalau cuman bisa salaman aja sama penyanyi favoritku itu. Usaha telah akau lakukan, dengan datang lebih awal di lokasi REX dan ikut berada di depan pintu masuk, agar nanti bisa langsung bersalaman dengan selebritis top ibukota. Naah,.....rombongan penyanyi kesayanganku tiba di lokasi dan dikawal oleh PM (Polisi Militer), yang membuka jalan dari kerumunan para penggemar yang saling berdesakan karena kepingin berjabatan tangan. Begitu sulitnya massa penggemar di minta memberi jalan (dipiyak*) membuat pak PM menjadi jengkel, karena menghambat pentas di dalam gedung. Apa yang terjadi?.....yaaah kenthesn(penthungan)nya pak PM terpaksa berayun kesana kemari.....dan aku kebagian terkena kenthes di kepala..."maak buuuug....langsung ngelu campur mumet"....Semua penggemar yang berjubel langsung buyaaar, dan para artis melenggang masuk ke dalam gedung bioskop REX untuk memulai pertunjukkan. Di luar gedung sambil memegang kepal yang benjol, aku mendengar sayup-sayup lagu yang dibawakan oleh penyanyi kesayanganku ALVIAN, judulnya SENJA DI KAIMANA. dan inilah lirik lagu tersebut,.........nguueluuu ning suueeneng tenan....karo terus ngombe puyer Bintang Toejoeh nomer nembelas.
SENJA DI KAIMANA ALVIAN Kan ku ingat selalukan kukenang selalu senja indah senja di kaimana seiring surya meredupkan sinar dikau datang ke hati berdebar
*kan kuusap tangan halus mulus di luka nan parahpenuh debu senja di kaimanadan kasihmu dara dalam jiwasampaiakhir masaRepeat
Jamane jamane jaman edan Wong tuwo rabi perawan Prawane yen bengi nangis wae Amargo wedi karo manukke
Manukke manukke Cucak Rowo Cucak Rowo dowo buntute Buntute sing akeh wulune Yen digoyang ser..ser.. Aduh enake
SU'EL (Surat Elektronik) alias E_MAIL Saya
Silahkan kontak ke : e-mail darssetia@yahoo.co.id untuk komunikasi virtual dengan pengelola/admin, blog ini. Terima kasih atas atensi dan apresiasinya.
Waktu Sekolah Taman Kanak-kanak di Taman Indriya TamanSiswa (timur perematan Ringinsirah) suasana bermain yang menyenangkan telah aku rasakan,seperti main bandulan, timbangan atau mainan pasir. Kebebasan berkreasi diberikan melalui permainan balok atau melipat kertas oleh Guru TK yang begitu piawai sehingga perkembangan psikologi setiap anak didiknya memperoleh bimbingan secara memadai. Setiap Sabtu pagi anak-anak TK Taman Indriya diberi minum susu (entahbantuan dari mana?) kemudian di ajak berjalan-jalan (dikarak) keliling sekolah atau nonton film layar lebar seperti "AMRIN MEMBOLOS' atau "JENDERAL KANCIL" yang dibintangi Ahmad Albar. Sekolah Rakyat (SR) di Taman Muda TamanSiswa di Jalan Monginsidi Kediri, hobbyku menggambar sehingga bapak Guru Ki Niswantoro menugasi aku untuk mengelola Majalah Dinding (dari alas meja/bangku sekolah). Kelas I dan II guru kelasku Ibu Suroso (sudah sepuh tapi "wisdom"-nya bukan main). Kelas III guru kelasku KI Mursahono (selain mengajar beliau menjadi pembimbing Pandu dan Penyiar RRI Kediri). Di kelas III ini aku punya pengalaman pahit, karena ada seorang teman yang suka "mengadu" antar teman lain sehingga aku pernah dilibatkan untuk"adu gelut" (gulat bebas ala anak-anak) dan memang aku kalah dengan si Imam (teman sebangku). Anehnya sportivitas tetap terjaga karena pertemanan dengan Imam tidak pernah putus bahkan baik-baik saja!. Di kelas III SR ini ada program pengobatan mata untuk mencegah berjangkitnya virus Trachoma, sehingga sang Guru dengan sabar mengobati (salep/pasta bantuan WHO) pada mata anak-anak yang diduga terjangkit Trachoma. Kelas IV guru wali kelasku Ibu Sukesi (selain cantik juga sabar tapi tegas, sehingga aku sempat jadi juara 3 di kelas, dan nilai mata pelajaran sejarahku paling bagus). Juara pertama selalu Eko Sumiarmin, putri seorang Kepala SR Negeri di Kediri (Juara terusmulai dari kelas I sampai dengan kelas VI). Setiap menjelang peringatan hari raya nasional aku berharap bisa menunggu dan melihat Bapak Yahya menggambar di papan pengumuman yang besaaar, dengan menggunakan kapur berwarna. Tapi yang paling berkesan adalah membuat peta Ilmu Bumi (Peta Wilayah Kota Kediri) di tanah/halaman belakang sekolah, karena hasilnya ditonton banyak siswa lain dari Taman Muda/SR, Taman Dewasa/SMP dan Taman Guru/SPG. Waah bangganya bukan main saat pameran karya peta di hamparan tanah dilihat banyak orang dan dikomentari, apalagi saat itu aku yang menjadi ketua kelompok kerja. Kelas V wali kelasku Pak Sam, wah banyak belajar filsafat dari beliau, salah satunya yang aku ingat adalah "POCUNG" dan "SOYUNG". Suatu Pembelajaran jati diri tentang arah serta tujuan hidup dan kehidupan yang sudah mulai aku resapi. Di belakang sekolah ada tempat parkir sepeda yang dijaga oleh seorang Bapak yang pandai memahat wayang tapi bahannya dari karton tebal, dan kemudian dijual "murah" kepada siswa yang berminat serta menyukai karya beliau. Kelas VI wali kelasku Bapak Basuki Ramelan, sekaligus Kepala Sekolah. Kenangan manis aku ingat dan rasakan saat open-house pengambilan rapor oleh para orang tua, yang disuguhi Pameran karya siswa serta pentas seni pertunjukkan dari hasil belajar menari, deklamasi, teater, petilan wayang orang....wah komplit deh. Pernah juga aku ikut menari cantrik yang di-koreograferi sangat lucu. Suatu saat pernah aku ditanya oleh Ibu guru "Kamu kepengin belajar menari apa lagi?", dan setengah menggoda aku menjawab dengan polos "ingin belajar menari Serampang dua belas", naaah seminggu kemudian hadir Bapak Guru yang memfasilitasi pembelajaran menari "Serampang dua belas" yang memangasli orang Minang/Melayu lagi. Hebat pikirku .....karena hasil berkesenian-nya dipentaskan di panggung khusus yang permanen serta diberi nama ARENA SENI, Pola penyajian kurikulum seperti inilah yang kemudian mengilhamiku untuk kuberikan sebagai masukkan saat bergabung dengan teman-teman di Pusat Kurikulum Depdiknas dalam melahirkan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Ujian Negara di jenjang sekolah dasar yang aku tempuh sangat unik karena semua pesertanya mengikuti Ujian Negara tidak bertempat di sekolahnya sendiri, tapi harus bertempat di Sekolah Rakyat (SR) lain. Hal ini untuk menjamin independency serta keterbukaan dan kejujuran pelaksanaan ujian. Itulah sebabnya aku sangat bangga dengan hasil Ujian Negaraku (Panitia Pelaksananya JUJUR, BERTANGGUNG JAWAB dan PASTI NGGAK ADA KATROL KATROLAN)
Waktu belajar di jenjang sekolah lanjutan pertama, aku sekolah di SMP Negeri 1 Jl.Diponegoro Kediri. Disitulah banyak teman-teman yang sampai sekarang masih sering kumpul di Jakarta, seperti DODY (Herman Prayitno), MBahe(Hermawan Kaeni), Darsono Pasar Pahing, Titut, Tutik dan banyak lagi lainnya. Di SMP inilah aku selalu menjadi juara menggambar dan deklamasi. Guru menggambarku Bapak Haditoyo, sedang Kepala Sekolahnya Bp Abd El Chalik.
Waktu di SMA Negeri 1 Jl. Klotok Kediri, banyak teman-temanku dari SMP N 1 yang ketemu lagi, termasuk Dodi, mBahe, Darsono Pasar Pahing dan DIKKE (Didik Achdiyat). Sedangkan Yuyud, Kong Ling, Rita, Kingkong, Endang, Joni, Lis dan masih banyak lagi adalah teman-teman semasa di SMA. Ada 2 temanku yang sangat akrab waktu di SMA tapi justru saat ini "hilang tanpa rimbanya" yaitu Bendung Gendro dan Lukman Saksono. Pernah aku menjadi juara 1 Lomba Poster se eks Karesidenan Kediri, tapi hadiahnya nggak pernah diberikan. Panitianya waktu itu Bapak Sabar Adi, samping doplangan Sepur, dekat rumah Bonce(Totok). he...he....Aku pernah dosa juga, karena ikut memimpin demo siswa kepada pak Tiyo, hal ini gara-gara les Kimia yang dibeda-bedain, sehingga setiap menjelang ulangan umum pasti menyandera peserta les kelompok A (sore), yang dapet "Hwa-Hwe" alias bocoran. Kalau peserta les kelompok B (malam) sengsara... deh, selain sudah ngantuk, neranginnya cepet banget, terus contoh-contoh soalnya nggak ada yang nyerempet di soal ulangan.
Tapi riwayat di sekolah yang paling berkesan justru menjadi Juara 2 Lomba Lawak se eks Karesidenan Kediri dengan anggota grupnya AKU, Darsono Pasar Pahing, dengan Toni Gendut. Saat itu masih di SMP, dan tempat lombanya di Pasar Malam Lapangan Setono Betek.
Semasa kuliah, waaah (ojo ditiru) karena setelah lulus dari SMA jurusan Pasti Alam(Pas/Pal) aku malah masuk kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogya, keluar terus kuliah di Fakultas Kedokteran (sekarang UNS Sebelas Maret) di Solo, 6 tahun kuliah di kedokteran (baru co-muda di RS Pusat Surakarta) ditinggal kuliah di Fakultas Pertanian UNS sampai semester IV, terus ditinggal lagi untuk kuliah di Fakultas Keguruan jurusan Civic/hukum, eeeh ditinggal lagi untuk kuliah di PGSLA Biologi, terus jadi Guru SMA di Jakarta, sambil menyelesaikan sarjana Biologinya di Universitas Terbuka. S2 ku jurusan Psikologi (kekhusussan Psikometri) di Universitas Gadjah Mada, dan S3 ku dari tahun 1999 sampai sekarang nggak rampung-rampung kuliah (doktoral) di UNJ jurusan manjemen. Waah pokoknya amburaduuuuuul. Wis aku ae sing koyok ngene, sampek tuek mek gur sekolah thok gak rampung-rampung (Sudah saya saja yang mengalami seperti ini, sampai tua cuman sekolah melulu, nggakkunjung selesai). Sekarang sekolah di rumah (home schooling), termasuk belajar ngeblog internet ini, sambil buka sekolahan Kelompok Bermain untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD TumbuhKembang Jakarta) http://tumbuh_kembangpaud.blogspot.com/ dan mengikuti pembelajaran bersama (dosen) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar