Mengenai Saya

Foto saya
Informasi-Komunikasi dan Teknologi memfasilitasi kita untuk saling berbagi makna kehidupan. Pengelola dapat dihubungi melalui e-mail : darssetia@yahoo.co.id

Sabtu, 29 Desember 2007

PERSIK KEDIRI

Dari aku masih kecil (Sekolah Rakyat/SR), sudah menjadi suporter PERSIK, dari kipernya mulai SAMCUK, WARIS sampek kiper yang jago basket (Bocah Kemasan aku lali jenenge) terus nonton kalau PERSIK beraksi di Lapangan Bola Setono Bethek.
Ada alasan utama mengapa kalau PERSIK bertanding dengan Persatuan Sepakbola(PS) dari luar kota apalagi luar provinsi, aku mesti ikut nonton, karena rombongan tamu pasti menginap di Hotel RIS depan rumahku. Naaah sejak jam 03.00 sore aku sudah ada di Hotel RIS itu untuk berkenalan dengan para pemain asing..(..heeh luar kota maksudku)..yaaah sok kenalan atau sok akrab gitulah. Apa tujuannya?. Agar aku dipercaya membawa sepatu mereka atau bola mereka, dan sekaligus numpang naik bersama Bus (Bis) mereka, menuju ke Lapangan Bola.
Saat masuk ke lapangan melewati pintu khusus, (seringkali pundakku dipegang oleh pemain tamu yang sepatunya kubawa), dan .....aku bebaaaas masuk tanpa karcis.
Setelah serah terima sepatu atau bola, aku langsung lari menuju tempat nonton kesayanganku, yaitu di belakang salah satu Goal Pal (mistar gawang). Biasanya aku suka di Goal Pal sebelah utara, karena nanti kalau pulang bisa cepat menuju pintu keluar.
Pengin tahu alasannya mengapa pengin cepat keluar sesaat setelah peluit panjang dibunyikan wasit?. Karena aku takut dimarahi IBU, soalnya kalau nonton bola pasti nggak sholat Ashar dan sekaligus nggak mandi sore pada jadwalnya (jam 16.00).
Inilah kelemahanku saat kecil, nggak tahu strateginya nonton bola, padahal kalau waktunya di manaj (manajemen waktu) sebenarnya sholat Ashar dulu bisa-bisa saja, namun karena takut ketinggalan rombongan Bis Pemain tamu, jadinya sholat Ashar ditinggalkan. "Waduh dosa aku karo Gusti Allah,.....wis gak sholat Ashar disambleki karo Ibu, pancenne arek mBeling iku opo" ( waduh, aku berdosa dengan Allah SWT, sudah meninggalkan sholat Ashar, dimarahin oleh Ibu lagi, dasar anak bandel).
Tapi saat tidur malam aku dan kakakku (Mas Bas) yang sama-sama nonton bola dan sama-sama disambleki, saling cerita tentang permainan bola sore tadi, tentang SAMCUK yang sering menyelamatkan gawang PERSIK dari serangan musuh. Bola seperti apapun kerasnya ditendang lawan, selalu bisa ditepisnya, bahkan tendangan "dua belas pas" (penalty) bisa pula ditepisnya.
"Pancen SAMCUK kuipeer puinteer tenanan, gak enek tunggale maneh" (memang SAMCUK kiper yang benar-benar tangguh, dan nggak ada bandingannya lagi).
PERSIK, tahun 50-an sponsornya GAPERO (maaf kepanjangannya adalah Gabungan Perusahaan Rokok), karena sejak dulu kota Kediri memang banyak pabrik rokok, seperti TOKE (tokek) di samping Setono Bethek, Reco Pentung (yang di depan Gudang Uyah Kemasan), dan Gudang Garam waktu itu masih pabrik rokok kecil di Nggurah, timur kota Kediri.
"Pagere ae ndisik jik teko gedhek karo dicagakki pring, sakiki ojok takon maneh, lha wong pabrikke guedene wis gak karu-karuan"( Pagarnya saja dulu baru dari anyaman bambu yang ditopang batang bambu, namun sekarang jangan tanya lagi, habis pabrik /Gudang Garam sekarang, besarnya nggak kira-kira lagi).
Hidup PERSIK!! "Dadi PERSIK mania maneh rek, opo gak sueneng dadi arek nom maneh koyok ndisik" (Jadi PERSIK mania lagi nih, apa nggak seneng jadi muda lagi, seperti dulu).

Salam tekok aku, Darsono adikke Basuki tasiun.

1 komentar:

joglondor mengatakan...

Son!

Elingo,, Nek ndhelok persik ndisek ora tau m`bayar. Mlebu ne nu2t iyo to??
Pak lik,, nderek karo nggandeng tangane wong sing gudiken,, mari ngono mangan tebu. Iyo ora??

He,, He,, He!!

CALON ASTRONOM

CALON ASTRONOM
ICHA cucu keduaku dari anak pertamaku Lia